Apakah ada bulan jatuh
kepangkuan pertapa tua sepertiku
mengguna-gunai cadas hitam
menggunting langit bercurah hujan
teteskan mataku akan beningnya
apakah ada pasar malam
dimana kupu-kupu liar mengikat biduri
menghamba diatas kenistaan
menghimpun keangkuhan
tenggelam dalam kemaksiatan
apakah ada beludru hijau
menggapit telingaku yang berdengung
mengukur tubuhku dengan kelembutannya
meludahi mukaku bagai angkara murka
karena iba padaku
menutup borok didadaku
apakah ada bidadari syurga
menghentak nafasku
memutuskan urat nadiku
bercadar hitam
lembut dalam angan
indah bak surya tenggelam dalam pangkuan malam
Buat: MyQueens
The Lost Poetical Poetry - Puisi-puisi Kesasar Kontemporer Karya Herman Nz | Puisi Indonesia
Collection of The Lost Poetical Poetry
Written Originally By Herman Nz
Lost Poetical Poetry adalah sebuah Collection of Poetical Poetry yang lebih mengedepankan aspek Realistic tanpa meninggalkan aspek idealistic. Bisa ditemukan diantara percampuran keduanya .. sehingga membuahkan kengerian, asmara, pengharapan dan bahkan sedu-sedan ...
Dengan Lost Poetry, kami berharap, Anda menemukan aspek lain dari sudut Simple Contemporer Poetry tapi penuh gejolak.
2013
Herman Nz
Lost Poetical Poetry adalah sebuah Collection of Poetical Poetry yang lebih mengedepankan aspek Realistic tanpa meninggalkan aspek idealistic. Bisa ditemukan diantara percampuran keduanya .. sehingga membuahkan kengerian, asmara, pengharapan dan bahkan sedu-sedan ...
Dengan Lost Poetry, kami berharap, Anda menemukan aspek lain dari sudut Simple Contemporer Poetry tapi penuh gejolak.
2013
Herman Nz
Monday, December 23, 2013
Ambilkan Bintang Untukku
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Sunday, December 22, 2013
Budayakanlah Budaya
tuan bunga tuan batu tuan kayu
mana puisi bertanggai emas
mengusir nyamuk malam hari
tuan langit tuan matahari tuan bulan
mana kucing hitammu
mencakar-cakar rembulan bersalju
tuan pualam tuan nampan tuan bejana
mana pahatmu yang tajam
kikis kudis dan nanah
ditaburi serbuk mesiu
museum meludah "puah!"
berdesakan dengan lalu lalang
berhimpitan dengan kokonya tembilang
menghimpun satu
meringkuk persis kuda bego
dalam jeruji besi
berpredikat toko-h
hasil jualan baju murahan
wahai tuan kuda tuan kucing tuan onta
mana jenggermu
mana cakarmu
mana punukmu
mengapa tersembul dibalik baju dekilmu
berlipat-lipat bak kerut wajahmu
menggunting putus tarian gilamu
engkau ada
disaat peluh tiada tersisa
bagaikan penjahat
benamkan wajah kenistaan
Buat: Persatuan Bangsaku dalam belaian ibu pertiwi
Lestarikan Budaya Asli nan Murni Daerahmu !!!
mana puisi bertanggai emas
mengusir nyamuk malam hari
tuan langit tuan matahari tuan bulan
mana kucing hitammu
mencakar-cakar rembulan bersalju
tuan pualam tuan nampan tuan bejana
mana pahatmu yang tajam
kikis kudis dan nanah
ditaburi serbuk mesiu
museum meludah "puah!"
berdesakan dengan lalu lalang
berhimpitan dengan kokonya tembilang
menghimpun satu
meringkuk persis kuda bego
dalam jeruji besi
berpredikat toko-h
hasil jualan baju murahan
wahai tuan kuda tuan kucing tuan onta
mana jenggermu
mana cakarmu
mana punukmu
mengapa tersembul dibalik baju dekilmu
berlipat-lipat bak kerut wajahmu
menggunting putus tarian gilamu
engkau ada
disaat peluh tiada tersisa
bagaikan penjahat
benamkan wajah kenistaan
Buat: Persatuan Bangsaku dalam belaian ibu pertiwi
Lestarikan Budaya Asli nan Murni Daerahmu !!!
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Thursday, November 28, 2013
"Aq ternyata lemah" By Herman Nazareth
Sudahkah sampai khabar burung itu
dengan sayap patahnya, terbang di ketinggian
menukik tajam, menghilang
bukan lupa tapi gundah gulana
sudahkah sampai tongkat nadiku
menyeruak puah dikandung badan
menyerupai tupai-tupai kelapa hijau
mengikis d\pelepah, bak kurma masak
menenggelamkan rang-rang dalam manisnya
mengungkap mantera
menebar jala
saat kulitku terkelupas oleh kagummu
sudahkah sampai perahu apungku
mengumbar ikan dekat-dekat
menjala puah dikandung badan
menyerupai lumba-lumba nan indah
hidup bercakar singa, jalan berterompah baja
bersandar aku dibuaimu
menghirup rindu, mengokang pilu
kau hadir
sempurnakan kelemahanku
yang ternyata aku lemah
menggugah setiap derap kaki penjajah
tuk dengarkan serunai panjang
mengukur setiap pejalan kaki
dalam siang dan malam
dalam hampa namun terang
dimana engkau kini berada
aku sampai di sapu tanganmu
membawaku terbang bak permadani aladin
menyiasati para tukang-tukang sihir
membeku batu berkarang sendu
puah!
aku disini
masih bertengger didekatmu
saat ku sadari
betapa lemahnya aku
For Myself - Mirror for my Faradillah Nic
Spanyol Utara, 2013
dengan sayap patahnya, terbang di ketinggian
menukik tajam, menghilang
bukan lupa tapi gundah gulana
sudahkah sampai tongkat nadiku
menyeruak puah dikandung badan
menyerupai tupai-tupai kelapa hijau
mengikis d\pelepah, bak kurma masak
menenggelamkan rang-rang dalam manisnya
mengungkap mantera
menebar jala
saat kulitku terkelupas oleh kagummu
sudahkah sampai perahu apungku
mengumbar ikan dekat-dekat
menjala puah dikandung badan
menyerupai lumba-lumba nan indah
hidup bercakar singa, jalan berterompah baja
bersandar aku dibuaimu
menghirup rindu, mengokang pilu
kau hadir
sempurnakan kelemahanku
yang ternyata aku lemah
menggugah setiap derap kaki penjajah
tuk dengarkan serunai panjang
mengukur setiap pejalan kaki
dalam siang dan malam
dalam hampa namun terang
dimana engkau kini berada
aku sampai di sapu tanganmu
membawaku terbang bak permadani aladin
menyiasati para tukang-tukang sihir
membeku batu berkarang sendu
puah!
aku disini
masih bertengger didekatmu
saat ku sadari
betapa lemahnya aku
For Myself - Mirror for my Faradillah Nic
Spanyol Utara, 2013
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Wednesday, November 27, 2013
Dillah Part Two
Aku adalah usiaku kini
ditaburi serbuk mesiu kehitaman
tergolek lemas disudut pelataran manusia
mencoba beranjak
mencoba berdiri sebisaku
menderap langkah pelan-pelan
berjenggot putih
meringkuk dibalik jeruji malam
Dillah,
aku mulai pudar kini
tiada harapan bagi sang developer
tanpa nama, tanpa banner
berakhir diujung penantian panjang
Dillah,
aku fulan bin fulan
kunjungi pemakaman
goreskan cinderamata dibalik nisan
dan berkata: "kapan giliranku?"
suap malaikat
dengan seonggok pengakuan
Dillah,
Terimakasih buat sapu tanganmu
kusimpan rapi ditepi penatku
agar hilang lusuh peluhku
meratapi kehadiranmu
Dillah,
bila jawab sudah bertengger dipematang
melingkari setiap jengkal lelahku
terbanglah engkau kesetiap penjuru
dengan sayapmu, dengan remajamu
Dillah,
namun, bila telah lelah engkau terbang
dan dunia biarkan kau hampa tanpa apa-apa
hinggaplah dirantingku
yang telah kusediakan dari dulu
saat kau hadir tanpa nama
tanpa banner
sepertiku, seperti itu jua katamu
For Faradillah Nic: Jawab aku.
Bukit Kemuning, Lampung Utara!. 2013
ditaburi serbuk mesiu kehitaman
tergolek lemas disudut pelataran manusia
mencoba beranjak
mencoba berdiri sebisaku
menderap langkah pelan-pelan
berjenggot putih
meringkuk dibalik jeruji malam
Dillah,
aku mulai pudar kini
tiada harapan bagi sang developer
tanpa nama, tanpa banner
berakhir diujung penantian panjang
Dillah,
aku fulan bin fulan
kunjungi pemakaman
goreskan cinderamata dibalik nisan
dan berkata: "kapan giliranku?"
suap malaikat
dengan seonggok pengakuan
Dillah,
Terimakasih buat sapu tanganmu
kusimpan rapi ditepi penatku
agar hilang lusuh peluhku
meratapi kehadiranmu
Dillah,
bila jawab sudah bertengger dipematang
melingkari setiap jengkal lelahku
terbanglah engkau kesetiap penjuru
dengan sayapmu, dengan remajamu
Dillah,
namun, bila telah lelah engkau terbang
dan dunia biarkan kau hampa tanpa apa-apa
hinggaplah dirantingku
yang telah kusediakan dari dulu
saat kau hadir tanpa nama
tanpa banner
sepertiku, seperti itu jua katamu
For Faradillah Nic: Jawab aku.
Bukit Kemuning, Lampung Utara!. 2013
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Tuesday, November 26, 2013
"Muatan Lokal vs Prakarya" By Herman Nazareth
Balonku ada lima
rupa-rupa warnanya
hijau kuning belati
kau gigit jari-jari
jari-jemari anak-anak bangsa
jari-jari roda pedati
jari-jari RCTI
jari - jarene
balonku ada dua
dua-duanya ku suka
mirip metamorfosa
fosa anak, fosa bapak
fosa bangsa
fosa dunia
fosa perempuan-perempuan tak berdosa
hukuman apa buat balonku?
hukum ditegak-tengokkan
aturan dilurus-bengkokkan
kedipan melotot
persis kuda bego
cacian dihamburkan
fosa anak, fosa bapak
guru meringis-ringis
murid merintih-rintih
mana pintu, mana jendela
aku harus keluar lewat mana?
lewat kepala aja
ada satu kutu disana
sukarela jadi balonku
biar kutusuk dengan jarumku
Duarrrrrrrrr!!!
For: "Best of the Beast of Edu Gov"
"Nek arep ngatur pendidikan mbok sing bener tho"
"Nek wes munggah, lakone jan ... ra ketulungan"
Eropa Barat, 2013
rupa-rupa warnanya
hijau kuning belati
kau gigit jari-jari
jari-jemari anak-anak bangsa
jari-jari roda pedati
jari-jari RCTI
jari - jarene
balonku ada dua
dua-duanya ku suka
mirip metamorfosa
fosa anak, fosa bapak
fosa bangsa
fosa dunia
fosa perempuan-perempuan tak berdosa
hukuman apa buat balonku?
hukum ditegak-tengokkan
aturan dilurus-bengkokkan
kedipan melotot
persis kuda bego
cacian dihamburkan
fosa anak, fosa bapak
guru meringis-ringis
murid merintih-rintih
mana pintu, mana jendela
aku harus keluar lewat mana?
lewat kepala aja
ada satu kutu disana
sukarela jadi balonku
biar kutusuk dengan jarumku
Duarrrrrrrrr!!!
For: "Best of the Beast of Edu Gov"
"Nek arep ngatur pendidikan mbok sing bener tho"
"Nek wes munggah, lakone jan ... ra ketulungan"
Eropa Barat, 2013
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
"Zamanku Zamanmu" By Herman Nazareth
Zamanku zamanmu
zamanku zaman-zamanan
zamanmu zaman mainan
zam
man
zaaaaaammmmmmm
mpppptttttt
aaaaaaannnn
kerbo pake topeng
dikejar-kejar zaman topeng
topeng peng peng
bul kedibul
kedibul topeng
banjur keblinger
mar samar sam dan mar mar
putih berkilau-kilau tersamar-samar
benar samar
salah mar mar
mar disamarkan
lah dibernarkan
bul kedibul
kedibul topeng
banjur keblinger
nguik seruling babi
bul kedibul
kedibul topeng
banjur keblinger
grooooookkkk dengkuran maut
bul kedibul
keblinger hancur lebur
malaikat maut bikin sekujur kejang-kejang
mati dalam zaman
zaman mati
tersamar-samar
keblinger!
For: Anyone who loves "Evil"
Eropa Tengah, 2013
zamanku zaman-zamanan
zamanmu zaman mainan
zam
man
zaaaaaammmmmmm
mpppptttttt
aaaaaaannnn
kerbo pake topeng
dikejar-kejar zaman topeng
topeng peng peng
bul kedibul
kedibul topeng
banjur keblinger
mar samar sam dan mar mar
putih berkilau-kilau tersamar-samar
benar samar
salah mar mar
mar disamarkan
lah dibernarkan
bul kedibul
kedibul topeng
banjur keblinger
nguik seruling babi
bul kedibul
kedibul topeng
banjur keblinger
grooooookkkk dengkuran maut
bul kedibul
keblinger hancur lebur
malaikat maut bikin sekujur kejang-kejang
mati dalam zaman
zaman mati
tersamar-samar
keblinger!
For: Anyone who loves "Evil"
Eropa Tengah, 2013
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Kau
kau
dikau
engkau
wanitaku-wanitaku
kau pejam, aku pejam
kau cemberut, aku cemberut
kau simak, aku simak
kau melempar, aku melempar
kau jatuh, aku jatuh
kau rindu, aku rindu
kau cinta, aku cinta
kau sayang, aku sayang
kau bilang kau ini
aku bilang aku ini
kau kau
aku adalah kau
manakala datang kau
kusambut hangat kau
manakala pergi kau
kuiringi kau kau
bulan tercengang
mentari redup
sungai-sungai kering
lautan tawar
merapi meratap
burung-burung bisu
pepohonan layu
dalam ini dalam jiwa
hanya ada kau dan kau
Buat: 2 makhluk istimewa.
Amin.
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Lelah
Gemerutuk gigiku
patah-patah
patah tulangku
patah kakiku
patah jemariku
patah-patah, tanpa ampun
patahku patah istriku
sayang ...
aku harus pergi
walau patah-patah
lelah dan patah
patah-patah
lela-h h h h h h h h
pat-tah tah tah
Aku pergi!
By Herman Nazareth
Karena tak tahu bagaimana menghadapimu.
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
"Dillah"
Ada kelopak berembun
jatuhkan tetesan sejuk melintasi urat dedaunan
pungkiri kemustahilan
lemah tersandar
biarkan angin menerpamu
tertengadah pasrah qadar sang pencipta
Dimanakah kepekatan malam-malammu
jejali bunga dengan indahnya rimbunmu
merentas asa tak berduri
mengubah warna-warna pelangi
mendaur jingga reruntuhanmu
mengendap dihatimu
bersemayam aku dalam jiwamu
Bila layarku telah terkembang
kupetik jua kelopak itu
kurentas lagi dalam jiwaku
berlabuh
didermaga "Mirah" ku kan bersandar
menapaki tanah yang kuimpikan
Ada kelopak masih berembun
sejuk dimataku
berhias bunga
bertonggak kokoh pohon oak-mu
berikrar janji setiamu
By Herman Nz
For Someone out there: Pelabuhan Mirah, East Java
12 November 2013 - Bukit Kemuning
jatuhkan tetesan sejuk melintasi urat dedaunan
pungkiri kemustahilan
lemah tersandar
biarkan angin menerpamu
tertengadah pasrah qadar sang pencipta
Dimanakah kepekatan malam-malammu
jejali bunga dengan indahnya rimbunmu
merentas asa tak berduri
mengubah warna-warna pelangi
mendaur jingga reruntuhanmu
mengendap dihatimu
bersemayam aku dalam jiwamu
Bila layarku telah terkembang
kupetik jua kelopak itu
kurentas lagi dalam jiwaku
berlabuh
didermaga "Mirah" ku kan bersandar
menapaki tanah yang kuimpikan
Ada kelopak masih berembun
sejuk dimataku
berhias bunga
bertonggak kokoh pohon oak-mu
berikrar janji setiamu
By Herman Nz
For Someone out there: Pelabuhan Mirah, East Java
12 November 2013 - Bukit Kemuning
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
"Permaisuri Herman"
Lelah jalanmu
renta jubahmu
bertopang dagu pematang sawah
berpeluh luka mengalir deras
diatas jembatan yang kian patah
tapak kakimu melintas
mendobrak segala
meremuk dada, menikam tiang-tiang gantungan
melepas para penjahat liar
berjalan kecil sebrangi lautan ganas
hanya untuk mengikatku
mendulang kerinduanku
aku lihat
betapa keberkahan melintasi urat nadimu
mengurung keletihan demi keletihan
mendekap malam demi malam
mengurai salju bagai mentari tajam
menukik redam hatiku
mengulas senyum demi tegaknya aku
aku dengar
derapan itu belum hilang
mendekat tiap detik
mengangkat tinggi-tinggi diriku
mengakar dalam-dalam
tak mampu tercabut
bahkan oleh halilintar sekalipun
aku jiwaku
berdetak jantungku karenamu
mengukir namamu dihatiku
mengikat janjimu hingga matiku
meninggalkan debu berganti rindu
berikrar kaulah cinta matiku
By Herman Nz
For Someone out there: Tempuran- MAGELANG, Cental Java
12 November 2013 - Bukit Kemuning
renta jubahmu
bertopang dagu pematang sawah
berpeluh luka mengalir deras
diatas jembatan yang kian patah
tapak kakimu melintas
mendobrak segala
meremuk dada, menikam tiang-tiang gantungan
melepas para penjahat liar
berjalan kecil sebrangi lautan ganas
hanya untuk mengikatku
mendulang kerinduanku
aku lihat
betapa keberkahan melintasi urat nadimu
mengurung keletihan demi keletihan
mendekap malam demi malam
mengurai salju bagai mentari tajam
menukik redam hatiku
mengulas senyum demi tegaknya aku
aku dengar
derapan itu belum hilang
mendekat tiap detik
mengangkat tinggi-tinggi diriku
mengakar dalam-dalam
tak mampu tercabut
bahkan oleh halilintar sekalipun
aku jiwaku
berdetak jantungku karenamu
mengukir namamu dihatiku
mengikat janjimu hingga matiku
meninggalkan debu berganti rindu
berikrar kaulah cinta matiku
By Herman Nz
For Someone out there: Tempuran- MAGELANG, Cental Java
12 November 2013 - Bukit Kemuning
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Kertas
Tersepuh debu menggelepar
diatas karamnya kapalku
Terengah-engah antara birunya ombak
siap telan aku
bermuaralah semua gemuruh
sapu aku
berikrarlah pedih,
sisakan secarik kertas
kertas yang dulu kau tinggalkan
rekahan karang sudah hanyut
ditarik-tarik ombak buaian
dalam pandangan samar-samar
embun duduk dalam dupa
dupa nanti, dupa dulu
ada yang masih kau bacakan
saat mantra menghinggapi pundakku
menggapai-gapai kebiruan
keangkuhan yang renta
mendulang kehampaan malam
ada secarik kertas disini
tinggalkan tinta-tinta tercecer
menggores diri
menikam, remukan jari jemariku
ada secarik kertas disini
tinggalkan butiran tanah
menggumpal keras dikepalku
kuangkat tinggi dalam takbir illahi
"Izinkan aku tuk gapai cita-citaku, ya robbi"
Buat: Ari, Malam ini: 3 November 2013
Magelang, Medan, Lampung Utara.
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
"Penyakit Hati" By Nezindamiley - 13 June 2013
berbagi batu-batuan
dibelakang karang, kukarungi pasirmu
bersenda dalam gurauan
tepiskan ratapan ngilu, membumbung tinggi
membakar sekar pelangi, hinggapi kecapaianku
warnai aku,
sepuh kebiru-biruan
walau pucat jua angkuhmu
bukan belati yang membelah dada
bukan pula seperiuk beras jejali leherku yang jenjang
bukan tuk sembunyikan curi-ku dari curi-mu
bukan, tak!, bukan aku ...
tapi kamu!
suapi lidah julurku
melintang pukang, kejang
tiduri pasrahmu
dadaku retak karenanya
terjerembab dalam jamban malu
berdentum dalam nyanyian-nyanyian sepiku
kau karungi aku diam-diam
sunyikan aku pelan-pelan
ikatku erat redam-redam
agar tiada lagi payahku
meminta iba dari payahmu
Bukan kelakar yang hadir
terbang lesat bak kelelawar malam
terobos ruang waktuku
hanya tuk hisapi api unggun, sajianmu
hanya tuk banjiri aku, peluhmu
tuk sekedar lupakan, sekejabmu
aku tidur membuai kulitmu
membuai ringkih tulangmu
membuai-belai rambut putihmu
masih berbekas, bernoda, disitu
dalam anggukan widuri malam
menyemut hitam, memperkelam terangku
kudapati aku
jauh membentangmu
dalam pisah yang tak terbendungkan
Written Originally by : Herman Nz
dibelakang karang, kukarungi pasirmu
bersenda dalam gurauan
tepiskan ratapan ngilu, membumbung tinggi
membakar sekar pelangi, hinggapi kecapaianku
warnai aku,
sepuh kebiru-biruan
walau pucat jua angkuhmu
bukan belati yang membelah dada
bukan pula seperiuk beras jejali leherku yang jenjang
bukan tuk sembunyikan curi-ku dari curi-mu
bukan, tak!, bukan aku ...
tapi kamu!
suapi lidah julurku
melintang pukang, kejang
tiduri pasrahmu
dadaku retak karenanya
terjerembab dalam jamban malu
berdentum dalam nyanyian-nyanyian sepiku
kau karungi aku diam-diam
sunyikan aku pelan-pelan
ikatku erat redam-redam
agar tiada lagi payahku
meminta iba dari payahmu
Bukan kelakar yang hadir
terbang lesat bak kelelawar malam
terobos ruang waktuku
hanya tuk hisapi api unggun, sajianmu
hanya tuk banjiri aku, peluhmu
tuk sekedar lupakan, sekejabmu
aku tidur membuai kulitmu
membuai ringkih tulangmu
membuai-belai rambut putihmu
masih berbekas, bernoda, disitu
dalam anggukan widuri malam
menyemut hitam, memperkelam terangku
kudapati aku
jauh membentangmu
dalam pisah yang tak terbendungkan
Written Originally by : Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Seseorang
berlabuh ke dermaga
berkabut lautanku, aku terhenti
rasaku tak lagi ada
aku terhenyak
menggapai permata, didasar samudra
hanya tuk menikmati
indahnya putri betik mentari.
kuputar haluan, hentak!
patah
berlabuh aku
berlabuh kini,
aku disini
di hitamnya rambutmu
arungi ombak, yang tak mungkin reda
tersingkap aku diantara remah-remah, kosong
gertak aku dengan batu karang
penuhi telingaku, dengan tawamu
saat badai usai sudah
ingin kusunting sekuntum rindu
berlayar tanpa awak
berlabuh tak berujung
bersandar tak berdermaga
dan,
biarkan aku, gantungi engkau
dengan riaknya
dengan tenangnya
dengannya ku tenggelam
denganmu
asaku bersayap
lintasi setiap pematang
jejaki kebimbangan
singkap tabir-tabir angan
tuk untai satu kata
"Betapa aku menyayangimu"
Tonight: Between East Java and North Lampung — at Nganjuk, Jawa Timur - Bukit Kemuning, Lampung.
Karya: Herman Nz
berkabut lautanku, aku terhenti
rasaku tak lagi ada
aku terhenyak
menggapai permata, didasar samudra
hanya tuk menikmati
indahnya putri betik mentari.
kuputar haluan, hentak!
patah
berlabuh aku
berlabuh kini,
aku disini
di hitamnya rambutmu
arungi ombak, yang tak mungkin reda
tersingkap aku diantara remah-remah, kosong
gertak aku dengan batu karang
penuhi telingaku, dengan tawamu
saat badai usai sudah
ingin kusunting sekuntum rindu
berlayar tanpa awak
berlabuh tak berujung
bersandar tak berdermaga
dan,
biarkan aku, gantungi engkau
dengan riaknya
dengan tenangnya
dengannya ku tenggelam
denganmu
asaku bersayap
lintasi setiap pematang
jejaki kebimbangan
singkap tabir-tabir angan
tuk untai satu kata
"Betapa aku menyayangimu"
Tonight: Between East Java and North Lampung — at Nganjuk, Jawa Timur - Bukit Kemuning, Lampung.
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Realistis
Sempurna kakimu berpijak
sisakan mentari redup
ciptakan dedaunan berembun sunyi
bercap tapakmu
sunggingkan seutas senyum kecut
hadirkan diri dibalik awan
kusutkan selimutku yang dulu hadiahmu
terawang hampa mataku
melantunkan dendang senyap
walau malam telah usai
tidurku masih saja terjaga
penuhi istanaku
dalam-dalam
kau letih, sayang?
masih ada roti kemarin disini
yang kau buang saatku butuh
bila kau tak suka
laparku bersaing dengan dahagaku
Sayang
dalam-dalam
reruntuhan rambutku
terikat sapu tanganmu
kurindu tiap pagi dan petang
ku pandang lekat-lekat
masih ada kerinduan tersisa
masih ada ...
Karya: Herman Nz. Oktober 2013
For Faradillah Nic
sisakan mentari redup
ciptakan dedaunan berembun sunyi
bercap tapakmu
sunggingkan seutas senyum kecut
hadirkan diri dibalik awan
kusutkan selimutku yang dulu hadiahmu
terawang hampa mataku
melantunkan dendang senyap
walau malam telah usai
tidurku masih saja terjaga
penuhi istanaku
dalam-dalam
kau letih, sayang?
masih ada roti kemarin disini
yang kau buang saatku butuh
bila kau tak suka
laparku bersaing dengan dahagaku
Sayang
dalam-dalam
reruntuhan rambutku
terikat sapu tanganmu
kurindu tiap pagi dan petang
ku pandang lekat-lekat
masih ada kerinduan tersisa
masih ada ...
Karya: Herman Nz. Oktober 2013
For Faradillah Nic
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Oak
Kau tanya padaku tentang rerumputan
bayi lahir tak mungkin berjubah sutra
kau tanya padaku tentang bebatuan
tak mungkin ada kuda bersayap
kau tanya lagi padaku tentang aku
tak mungkin hadirmu disini
kau tanya dan tanya
tanya berbalas tanya
kuusap tanya dengan tanyamu
tanyaku tak pernah tanyamu
andai tanyamu ada
tanyaku tak ada
serumpun berbeda tunas
berpatah-patah rantingmu tanyakan aku
ada daun yang jatuh
kau tanyakan kemana ia jatuh
andai tanyaku mesti tanyamu
tak mungkin tanyamu menanyaiku
Oak !!!
Karya: Herman Nz
29 October 2013 - Bukit Kemuning
bayi lahir tak mungkin berjubah sutra
kau tanya padaku tentang bebatuan
tak mungkin ada kuda bersayap
kau tanya lagi padaku tentang aku
tak mungkin hadirmu disini
kau tanya dan tanya
tanya berbalas tanya
kuusap tanya dengan tanyamu
tanyaku tak pernah tanyamu
andai tanyamu ada
tanyaku tak ada
serumpun berbeda tunas
berpatah-patah rantingmu tanyakan aku
ada daun yang jatuh
kau tanyakan kemana ia jatuh
andai tanyaku mesti tanyamu
tak mungkin tanyamu menanyaiku
Oak !!!
Karya: Herman Nz
29 October 2013 - Bukit Kemuning
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
.................................
Belum usai ku berkabung
sebilah pedang berkilau dimataku
serpihan tulang tengkorak berserakan
hiasi rumahku
dimana kau ada disitu
belum usai ku berperang
reruntuhan tanah membumikanku
menelanku mentah-mentah
mengoyak tubuhku
luka-luka
luka-luka
walau darahku belum kering
airmataku belum reda dari derasnya
nyanyianmu tetaplah indah ditelingaku
walau harus tertumpah lagi darahku
aq tetap mencintaimu
For someone I adore till the end of the world
FN
Karya: Herman Nz
sebilah pedang berkilau dimataku
serpihan tulang tengkorak berserakan
hiasi rumahku
dimana kau ada disitu
belum usai ku berperang
reruntuhan tanah membumikanku
menelanku mentah-mentah
mengoyak tubuhku
luka-luka
luka-luka
walau darahku belum kering
airmataku belum reda dari derasnya
nyanyianmu tetaplah indah ditelingaku
walau harus tertumpah lagi darahku
aq tetap mencintaimu
For someone I adore till the end of the world
FN
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Reruntuhan
Dulu, aku singgah
mencari butiran pasir buat makan anak istriku
mengais bersaing dengan ayam-ayam kelaparan
mengubah pelangi menjadi putih kecoklatan
mengalirkan hujan
membendungnya dan membiarkannya mengalir
kau datang mengikat kekang kudaku
melepaskannya dipadang plosogede
merapat diantara pejalan kaki
kau ulas senyum saat itu
jalanku goyang
ada belukar mengikat jemari kakiku
singgah aku
berlarian kecil
kuketuk berkali-kali pintumu
mengharap ada lentera menerangiku
malam itu
walau kilat berkilau
menyinari gerai rambutmu
dalam-dalam, pekat, tak padam tak pudar
sandaranmu mengingatkanku
pada gaung salju meratapi hangatnya mentari
bila dengkuran langit riuh rendah
reruntuhan menjadi-jadi
kau rekatkan kembali lembaran itu
melukai tiap sudut goresan penaku
mengurai bejana-bejana emas
mempersembahkan padamu
akan kesusahanku
akan rintihanku
akan kelaparanku
akan kesakitanku
reruntuhanku
menjawab semua apa keinginanmu
Buat: AriesCha - Karang Sanggrahan, 2013
Original Poetry written tonight by Herman Nz
mencari butiran pasir buat makan anak istriku
mengais bersaing dengan ayam-ayam kelaparan
mengubah pelangi menjadi putih kecoklatan
mengalirkan hujan
membendungnya dan membiarkannya mengalir
kau datang mengikat kekang kudaku
melepaskannya dipadang plosogede
merapat diantara pejalan kaki
kau ulas senyum saat itu
jalanku goyang
ada belukar mengikat jemari kakiku
singgah aku
berlarian kecil
kuketuk berkali-kali pintumu
mengharap ada lentera menerangiku
malam itu
walau kilat berkilau
menyinari gerai rambutmu
dalam-dalam, pekat, tak padam tak pudar
sandaranmu mengingatkanku
pada gaung salju meratapi hangatnya mentari
bila dengkuran langit riuh rendah
reruntuhan menjadi-jadi
kau rekatkan kembali lembaran itu
melukai tiap sudut goresan penaku
mengurai bejana-bejana emas
mempersembahkan padamu
akan kesusahanku
akan rintihanku
akan kelaparanku
akan kesakitanku
reruntuhanku
menjawab semua apa keinginanmu
Buat: AriesCha - Karang Sanggrahan, 2013
Original Poetry written tonight by Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Thursday, August 15, 2013
Kampung Halamanku
Di sni aku dilahirkan
Di sini aku dibesarkan
Di sini aku menuntut llmu
Di sini aku mencari makan
Walau aku telah terbang jauh
Mencari ilmu dan pengalaman
Namun ternyata kini aku kembali
Ke pangkuanmu duhai ibu pertiwi
Di sini aku merasa aman
Di sini aku merasa nyaman
Di sini aku merasa damai
Di sini aku merasa terpakai
Haruskan aku pergi jauh
Mengikuti harapan yang belum pasti
mMembuka lembaran luka lama
Yang kucoba tuk melupakan
Maafkan aku kekasihku
Aku belum bisa mengikutimu
Walau berat aku rasa di sini tanpamu
Namun aku tak mampu tinggalkan kampung halamanku
Karya: Herman Nz
Di sini aku dibesarkan
Di sini aku menuntut llmu
Di sini aku mencari makan
Walau aku telah terbang jauh
Mencari ilmu dan pengalaman
Namun ternyata kini aku kembali
Ke pangkuanmu duhai ibu pertiwi
Di sini aku merasa aman
Di sini aku merasa nyaman
Di sini aku merasa damai
Di sini aku merasa terpakai
Haruskan aku pergi jauh
Mengikuti harapan yang belum pasti
mMembuka lembaran luka lama
Yang kucoba tuk melupakan
Maafkan aku kekasihku
Aku belum bisa mengikutimu
Walau berat aku rasa di sini tanpamu
Namun aku tak mampu tinggalkan kampung halamanku
Karya: Herman Nz
Ratapanku
berputar aku
mabukkan diri
menyelam dingin dalam bayangmu
tenggelam
sekarat
membeku aku
putih pucat menyingkap
wajahmu kuraih
jauh
perih
meronta aku
tepis ketiadaan dan takdir
musnahkan diri
hangus
hilang
ulurkan tanganmu
sudah seribu tahun aku disini
sekilas senyummu tak kudapati
mati aku
meraga-sukma
mati
kuburkan aku
bila kau gagal kesini
biarkan sepi
mimpikan dirimu
yang tak kunjung jua hadir
Dindaku, kasihanilah aku
Buat: My Deepest heart of My Beloved Queen
Karya: Herman Nz
mabukkan diri
menyelam dingin dalam bayangmu
tenggelam
sekarat
membeku aku
putih pucat menyingkap
wajahmu kuraih
jauh
perih
meronta aku
tepis ketiadaan dan takdir
musnahkan diri
hangus
hilang
ulurkan tanganmu
sudah seribu tahun aku disini
sekilas senyummu tak kudapati
mati aku
meraga-sukma
mati
kuburkan aku
bila kau gagal kesini
biarkan sepi
mimpikan dirimu
yang tak kunjung jua hadir
Dindaku, kasihanilah aku
Buat: My Deepest heart of My Beloved Queen
Karya: Herman Nz
Sayapku Patah
Pelangi tergores saat aku hinggap
malu menatapku
mengerlingkan sudut mata tajam
hanya bersisa merah dan biru
kucoba palingkan paruhku
pandangi sekelilingku
kulihat
dedaunan merona
goda aku dengan keindahannya
sejenak aku melena
disirami embunnya yang nampak segar
saat penat bertengger aku
kukembangkan sayapku
tuk kembali hinggap ditiap butiran pasir
di mawar nan merekah
di kuncup yang basah
diranting-ranting yang lembut
seakan-akan ingin dekap aku erat-erat
kembali kupandangi pelangiku
goresan itu membekas
yang dulu pernah kubertengger tuk menatapnya
kini kembali tergores karena halilintar
yang tak kunjung reda
ah! masih ada cah'ya indah dipelangiku
walau warnamu kian pudar
masih tulus
goreskan sisa warnamu, dicakarku
cakar yang bertengger
bertelekan reranting
ah! sayapku patah
patah karenamu
patah, dan tak mampu
tuk hindari indahnya warnamu, pelangiku
walau seribu mawar menggodaku.
Buat: KR. Nur Fath Az-zahra
Karya: Herman Nz
malu menatapku
mengerlingkan sudut mata tajam
hanya bersisa merah dan biru
kucoba palingkan paruhku
pandangi sekelilingku
kulihat
dedaunan merona
goda aku dengan keindahannya
sejenak aku melena
disirami embunnya yang nampak segar
saat penat bertengger aku
kukembangkan sayapku
tuk kembali hinggap ditiap butiran pasir
di mawar nan merekah
di kuncup yang basah
diranting-ranting yang lembut
seakan-akan ingin dekap aku erat-erat
kembali kupandangi pelangiku
goresan itu membekas
yang dulu pernah kubertengger tuk menatapnya
kini kembali tergores karena halilintar
yang tak kunjung reda
ah! masih ada cah'ya indah dipelangiku
walau warnamu kian pudar
masih tulus
goreskan sisa warnamu, dicakarku
cakar yang bertengger
bertelekan reranting
ah! sayapku patah
patah karenamu
patah, dan tak mampu
tuk hindari indahnya warnamu, pelangiku
walau seribu mawar menggodaku.
Buat: KR. Nur Fath Az-zahra
Karya: Herman Nz
Tuesday, July 30, 2013
Wamakarollah
Tabuh meneguk lentera
berkedap-kedip menahan Pemanah ulung
guritan qadar menyanjung ilmu
sebuah rencana tak tertandingi
aku malu, tertunduk
airmataku tak cukup membendung keangkuhanku
Baru selangkah rintihan hilang
berbaur lagi dengan kecongkakan tak beralasan
aku menghimpit egoku
meratapi kekerdilanku
menyepi dalam relung keagungan-MU
Wamakaru
Wamakarollah
putus!
terhenti!
hangus!
terkapar dalam ketiadaan nyata
Sepi!
bila sangkakala meraung
memanah setiap nyawa
memanggang setiap pejalan kaki
yang angkuh
yang bathil
yang tiada
yang ada
yang tiada
Wamakarollah!
Jadilah!
Kun Fayakun!
Makarku Makar Allah!
Hancurkan aku ya robbi!
Remukkan dadaku!
Sepuh jasadku!
Aku tiada
dalam ke-Ada-an-MU
Dalam: renungan malam. ramadhon 2013
Karya: Herman Nz
berkedap-kedip menahan Pemanah ulung
guritan qadar menyanjung ilmu
sebuah rencana tak tertandingi
aku malu, tertunduk
airmataku tak cukup membendung keangkuhanku
Baru selangkah rintihan hilang
berbaur lagi dengan kecongkakan tak beralasan
aku menghimpit egoku
meratapi kekerdilanku
menyepi dalam relung keagungan-MU
Wamakaru
Wamakarollah
putus!
terhenti!
hangus!
terkapar dalam ketiadaan nyata
Sepi!
bila sangkakala meraung
memanah setiap nyawa
memanggang setiap pejalan kaki
yang angkuh
yang bathil
yang tiada
yang ada
yang tiada
Wamakarollah!
Jadilah!
Kun Fayakun!
Makarku Makar Allah!
Hancurkan aku ya robbi!
Remukkan dadaku!
Sepuh jasadku!
Aku tiada
dalam ke-Ada-an-MU
Dalam: renungan malam. ramadhon 2013
Karya: Herman Nz
Friday, July 19, 2013
Ruh
kau tanya aku
mengapa nafasku terhenyak
mengapa lidahku kelu
mengapa bungaku terkoyak
kau desak aku
bualan demi bualan menghujatku
putuskan urat leherku
berkelebat pedang perak
hujam dadaku dalam-dalam
jawabku satu
aku tak tahu
kau kubur aku hidup-hidup
jerat leherku erat-erat
putuskan nadiku
belati tusuk ulu hatiku
bekap putuskan nafas akhirku
masih kan kau temukan
bahwa aku tak tau
Bukit Kemuning. 2013
Karya: Herman Nz
Thursday, July 4, 2013
Deritaku
Tidakkah kau saksikan
bintang gemintang terangi bumi
selalu iringi jalanku
tanpa lelah
membuai tidurku
menghantar mimpi-mimpi
saat hadirmu membuatku terpaku
Tidakkah kau dengar
halilintar berujar
hadapi kepenatan dalam kesendirian
serukan kecemasan dan kebimbangan
memohon tuk hadir
walau hanya sedetik rindu
Tidakkah kau mengerti titik-titik hujan itu
pertandakan gejolak pedih nan pilu
sepikan diri sesepi-sepinya
putuskan hari demi dirimu
luluhkan keangkuhan tuk keabadian
aku terkurung
bersama rindu yang tak tertahankan
bersama hayal yang tak mungkin kan menyata
berharap tanganmu gapai jemariku
dihari yang menyisakan waktu
demi untuk menemanimu
hingga akhir hayatku
Karya: Herman Nz
bintang gemintang terangi bumi
selalu iringi jalanku
tanpa lelah
membuai tidurku
menghantar mimpi-mimpi
saat hadirmu membuatku terpaku
Tidakkah kau dengar
halilintar berujar
hadapi kepenatan dalam kesendirian
serukan kecemasan dan kebimbangan
memohon tuk hadir
walau hanya sedetik rindu
Tidakkah kau mengerti titik-titik hujan itu
pertandakan gejolak pedih nan pilu
sepikan diri sesepi-sepinya
putuskan hari demi dirimu
luluhkan keangkuhan tuk keabadian
aku terkurung
bersama rindu yang tak tertahankan
bersama hayal yang tak mungkin kan menyata
berharap tanganmu gapai jemariku
dihari yang menyisakan waktu
demi untuk menemanimu
hingga akhir hayatku
Karya: Herman Nz
Kesendirianku
Layar sudah terkembang
dermaga sudah terlepas dari kekangnya
perahuku mulai melaju
arungi ganasnya samudra tak berbatas
kepenatan, kesendirian, kelelahan dan ketiadaan dalam kesendirian menyatu dalam harapan dan realitas kehidupan yang tidak bisa bagiku tuk menghindarinya
aku hanya setetes buih dilautan
dimana selalu berharap tuk terdampar dipantai yang sejuk
merindukan saat-saat masa itu tiba
bersamamu
bersama-sama anak-anak kita
Karya: Herman Nz
dermaga sudah terlepas dari kekangnya
perahuku mulai melaju
arungi ganasnya samudra tak berbatas
kepenatan, kesendirian, kelelahan dan ketiadaan dalam kesendirian menyatu dalam harapan dan realitas kehidupan yang tidak bisa bagiku tuk menghindarinya
aku hanya setetes buih dilautan
dimana selalu berharap tuk terdampar dipantai yang sejuk
merindukan saat-saat masa itu tiba
bersamamu
bersama-sama anak-anak kita
Karya: Herman Nz
Selalu Ada Keraguan
kau letakkan tanganmu dihatiku
samudra lepaskan kepenatan karang
gugah rinduku kian bersemayam
merintih dipadang bebatuan
menggelora hingga pupuslah harapan
teduh matamu
sinarkan keraguan mendalam
nestapa berbalik kesegala arah
kubur aku
sepi dalam keangkuhanmu
Aku masih disini
Nantikan senyum tulusmu
meniadakan duka
mereguk asa
memutar haluan tak berhingga
tepiskan kegalauanku
Karya: Herman Nz
samudra lepaskan kepenatan karang
gugah rinduku kian bersemayam
merintih dipadang bebatuan
menggelora hingga pupuslah harapan
teduh matamu
sinarkan keraguan mendalam
nestapa berbalik kesegala arah
kubur aku
sepi dalam keangkuhanmu
Aku masih disini
Nantikan senyum tulusmu
meniadakan duka
mereguk asa
memutar haluan tak berhingga
tepiskan kegalauanku
Karya: Herman Nz
Pengkhianat
Terkubur tulang belulangku
berbalut tanah
legam
berselimut dendam
mengukir belati
berkarat
berdalih bak malaikat
kau genggam hatiku
kau cumbu sukaku
kau pekatkan dukaku
kau remukkan dadaku
membelah samudra
mengamuk bak ombak
bercadar ganda
mati disana, hidup disini
berlarian kejar ombak
bak kucing-kucing kelaparan
Ada jarum dihatiku
menusuk dalam jiwaku
menembus ulu nadiku
kau rendahkan aku
pucat dalam buaianku
Sungguh aku menyanjungmu
Karya: Herman Nz
berbalut tanah
legam
berselimut dendam
mengukir belati
berkarat
berdalih bak malaikat
kau genggam hatiku
kau cumbu sukaku
kau pekatkan dukaku
kau remukkan dadaku
membelah samudra
mengamuk bak ombak
bercadar ganda
mati disana, hidup disini
berlarian kejar ombak
bak kucing-kucing kelaparan
Ada jarum dihatiku
menusuk dalam jiwaku
menembus ulu nadiku
kau rendahkan aku
pucat dalam buaianku
Sungguh aku menyanjungmu
Karya: Herman Nz
Thursday, June 27, 2013
Dia
ada gadis
bersulam sutra hijau
berkata lembut
tersenyum kecut
meludahi ubun-ubun pejalan kaki
menggantungi pundak-pundak
memutuskan urat-urat
meniadakan sedu-sedan
menggumamkan dedaunan
menjeratku diam-diam
melenaku dalam-dalam
mencecah benang-benang
merajut mata-mata
menggenggam ragu-ragu
mendendam luka-duka
Tonight: June 2013
01.57 PM
Karya: Herman Nz
Tuesday, June 18, 2013
Ada Purnama Dimataku
ada purnama dimataku
bersinar redup tuk kembali terang
meredup tuk tepis aral
membayangi setiap langkahku
memayungi setiap jengkal tanahku
menyeruak ke ulu nadiku
benderang dalam gelap
cemerlang dalam kelam
ada sinarmu dihatiku
melingkupi seruanku
menyejukkan harapanku
ada kamu, bersamaku
meniti buih
menjangkau sepi
menepis janji
berikrar seiya sekata
segenap seraga
semua sejiwa
ada putri, indah dimataku
bagaikan angel merona warna
lukis aku
sergapku serpihku
lenyap diketiadaan-ketiadaan silam
aku
luapkan maafmu
hampiri setiap peluhku
sesakkan kepenatanku
ganti rupaku
punahkan kebinasaanku
kembali terangi aku
diperaduan sepiku
hingga hancurlah keangkuhanku ....
For: Faradillah Sacredly Agnezious
Dalam Memory: Retaknya Blokirku.
2013
Karya; Herman Nz
bersinar redup tuk kembali terang
meredup tuk tepis aral
membayangi setiap langkahku
memayungi setiap jengkal tanahku
menyeruak ke ulu nadiku
benderang dalam gelap
cemerlang dalam kelam
ada sinarmu dihatiku
melingkupi seruanku
menyejukkan harapanku
ada kamu, bersamaku
meniti buih
menjangkau sepi
menepis janji
berikrar seiya sekata
segenap seraga
semua sejiwa
ada putri, indah dimataku
bagaikan angel merona warna
lukis aku
sergapku serpihku
lenyap diketiadaan-ketiadaan silam
aku
luapkan maafmu
hampiri setiap peluhku
sesakkan kepenatanku
ganti rupaku
punahkan kebinasaanku
kembali terangi aku
diperaduan sepiku
hingga hancurlah keangkuhanku ....
For: Faradillah Sacredly Agnezious
Dalam Memory: Retaknya Blokirku.
2013
Karya; Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Sunday, June 16, 2013
Petatah Petitih
Kul-kuli-ah
Memory: Sat in Silence — in Magelang.
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Saturday, June 15, 2013
Berapa Kali
hitunglah semaumu!
sepanjang jalan yang kau minta!
sehitam rambut kelam
seraut wajah layu
sekeping rindu tertahan
sekejap detak mata terbelalak
semurni intan pertama
seindah putri angelina
segelas cawan peraduan
sebilah pedang kehampaan
sebutir asa hayal
sehina hamba tercampakkan
seteguk bualan
sehelai surat kekhilafan
seuntai doa pengharapan
sedingin salju keheningan
sebeku hatiku
serindu-rindu
sesyahdu-syahdu
seiba pintaku
sedalam lautku
sekelam jiwa lepas
semuram wajah
sebening mata hatimu
demi!
sepanjang jalan yang kau minta!
hitunglah semaumu!
kelakarangantinggalkanku
puh!
Tonight: dalam harap2 cemas.
Karya: Herman Nz
sepanjang jalan yang kau minta!
sehitam rambut kelam
seraut wajah layu
sekeping rindu tertahan
sekejap detak mata terbelalak
semurni intan pertama
seindah putri angelina
segelas cawan peraduan
sebilah pedang kehampaan
sebutir asa hayal
sehina hamba tercampakkan
seteguk bualan
sehelai surat kekhilafan
seuntai doa pengharapan
sedingin salju keheningan
sebeku hatiku
serindu-rindu
sesyahdu-syahdu
seiba pintaku
sedalam lautku
sekelam jiwa lepas
semuram wajah
sebening mata hatimu
demi!
sepanjang jalan yang kau minta!
hitunglah semaumu!
kelakarangantinggalkanku
puh!
Tonight: dalam harap2 cemas.
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Seseorang
berlabuh ke dermaga
berkabut lautanku, aku terhenti
rasaku tak lagi ada
aku terhenyak
menggapai permata, didasar samudra
hanya tuk menikmati
indahnya putri betik mentari.
kuputar haluan, hentak!
patah
berlabuh aku
berlabuh kini,
aku disini
di hitamnya rambutmu
arungi ombak, yang tak mungkin reda
tersingkap aku diantara remah-remah, kosong
gertak aku dengan batu karang
penuhi telingaku, dengan tawamu
saat badai usai sudah
ingin kusunting sekuntum rindu
berlayar tanpa awak
berlabuh tak berujung
bersandar tak berdermaga
dan,
biarkan aku, gantungi engkau
dengan riaknya
dengan tenangnya
dengannya ku tenggelam
denganmu
asaku bersayap
lintasi setiap pematang
jejaki kebimbangan
singkap tabir-tabir angan
tuk untai satu kata
"Betapa aku menyayangimu"
Tonight: Between East Java and North Lampung
Karya: Herman Nz
berkabut lautanku, aku terhenti
rasaku tak lagi ada
aku terhenyak
menggapai permata, didasar samudra
hanya tuk menikmati
indahnya putri betik mentari.
kuputar haluan, hentak!
patah
berlabuh aku
berlabuh kini,
aku disini
di hitamnya rambutmu
arungi ombak, yang tak mungkin reda
tersingkap aku diantara remah-remah, kosong
gertak aku dengan batu karang
penuhi telingaku, dengan tawamu
saat badai usai sudah
ingin kusunting sekuntum rindu
berlayar tanpa awak
berlabuh tak berujung
bersandar tak berdermaga
dan,
biarkan aku, gantungi engkau
dengan riaknya
dengan tenangnya
dengannya ku tenggelam
denganmu
asaku bersayap
lintasi setiap pematang
jejaki kebimbangan
singkap tabir-tabir angan
tuk untai satu kata
"Betapa aku menyayangimu"
Tonight: Between East Java and North Lampung
Karya: Herman Nz
Friday, June 14, 2013
Love Shutdown
"Love shutdown
As I pull it down
rising up the sky
stand cool enough and found
Under the OAK tree
So calm but warm
dies in memories
sweeping the river
like I was telling you at that time
killing me softly like the song
waiting for you ..."
Thursday, June 13, 2013
Serunai Putih
belum lahir
sudahlah dengar tangisanmu!
kubangan demi kubangan
rangkakmu tak goyahkan ibaku!
kutolak engkau dengan manteraku:
bumi luluhbuluhperindu
sum, usum kutunggangganggu
bul, kedibul subur makmur
ting, berdentinggenting runcing
rap, berderaprapatrapaterat
rrrrrraaaappppp!
kutunggang rindu
dalam benihku
jadilah engkau!
jadilah mata
jadilah dada
busungkan dunia
telan bulatbulat
berkelakar kesumat
Karya: Herman Nz
sudahlah dengar tangisanmu!
kubangan demi kubangan
rangkakmu tak goyahkan ibaku!
kutolak engkau dengan manteraku:
bumi luluhbuluhperindu
sum, usum kutunggangganggu
bul, kedibul subur makmur
ting, berdentinggenting runcing
rap, berderaprapatrapaterat
rrrrrraaaappppp!
kutunggang rindu
dalam benihku
jadilah engkau!
jadilah mata
jadilah dada
busungkan dunia
telan bulatbulat
berkelakar kesumat
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Terbitlah Fajarku
malam
berbau kelam, ketam
dendam
redam
gendam, berapi-api
membalut bunyi
terbungkus binti
binti fulan
binti fatimah
binti cinderella
binti rumangsa
kau
kauuu
terbitlah fajarku!
Karya: Herman Nz
berbau kelam, ketam
dendam
redam
gendam, berapi-api
membalut bunyi
terbungkus binti
binti fulan
binti fatimah
binti cinderella
binti rumangsa
kau
kauuu
terbitlah fajarku!
Karya: Herman Nz
Letih
sudah beriburiburiburiburiburiburibu tahun
beribuuuuuuuuuuu ......
ribuuuuuuu ......
ibuuuu ......
bu ......
u.
Karya: Herman Nz
beribuuuuuuuuuuu ......
ribuuuuuuu ......
ibuuuu ......
bu ......
u.
Karya: Herman Nz
Istriku
Sudah kuterima selendangmu
pagi buta, saatku terjaga dari pandanganku
saatku masih berselimut wajahmu
saatku masih ratapi mimpiku
aku kira, kau masih disini ...
masih tersimpan suratmu
berdesak-desakan dengan buku-buku kesayanganku
terselip dalam hayalku
bangunkan aku setiap malamku
biarkan mimpiku iri
semenjak hadirmu
aku kira, kau masih disini ...
masih ku ingat jelas ikrarmu
dalam serak tertahan rindu
saat tersipu malu di sudut bilikku
dan, biarkan untaian rambutmu tepis raguku
hangat, sejukkan bimbangku
tenang, sandarkan aku
tenang ...
aku kira, kau masih disini ...
temani aku saat ambangku terbuka
hingga angin dinginkan aku, beku
hingga petir, perihkan kulitku
hingga pasir, sisakan harapanku
hingga debu, butakan mataku
hingga mimpi, sepikan rintihanku
hingga letih, kugapai jemarimu
hingga permata hatiku lingkari aku,
dengan lengan mungilnya
dengan sedu-sedannya
dengan sedu-sedanku.
Istriku,
bilakah kau disini
rinduku sudah tak tertahan lagi.
Only for : My Queen.
Karya: Herman Nz
pagi buta, saatku terjaga dari pandanganku
saatku masih berselimut wajahmu
saatku masih ratapi mimpiku
aku kira, kau masih disini ...
masih tersimpan suratmu
berdesak-desakan dengan buku-buku kesayanganku
terselip dalam hayalku
bangunkan aku setiap malamku
biarkan mimpiku iri
semenjak hadirmu
aku kira, kau masih disini ...
masih ku ingat jelas ikrarmu
dalam serak tertahan rindu
saat tersipu malu di sudut bilikku
dan, biarkan untaian rambutmu tepis raguku
hangat, sejukkan bimbangku
tenang, sandarkan aku
tenang ...
aku kira, kau masih disini ...
temani aku saat ambangku terbuka
hingga angin dinginkan aku, beku
hingga petir, perihkan kulitku
hingga pasir, sisakan harapanku
hingga debu, butakan mataku
hingga mimpi, sepikan rintihanku
hingga letih, kugapai jemarimu
hingga permata hatiku lingkari aku,
dengan lengan mungilnya
dengan sedu-sedannya
dengan sedu-sedanku.
Istriku,
bilakah kau disini
rinduku sudah tak tertahan lagi.
Only for : My Queen.
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Blokir Saja Aku
kau tanyakan pada ilalang
kau sapa dedaunan
kau rengkuh dayung patahmu
kau membual kesana kemari
persis sapi putih
bertaji dikepala
bertanduk dimuka
kau tanyakan rumput bergoyang
semua tidak ada padaku
kau pinta hembusan angin menyapa lagi
semua tidak ada padaku
kau keluhkan pelipisku
kau tau, semua tidak ada padaku
Blokir saja aku!
Karya dalam FB & Ketidaksengajaan jemariku.
June 2013
Karya: Herman Nz
kau sapa dedaunan
kau rengkuh dayung patahmu
kau membual kesana kemari
persis sapi putih
bertaji dikepala
bertanduk dimuka
kau tanyakan rumput bergoyang
semua tidak ada padaku
kau pinta hembusan angin menyapa lagi
semua tidak ada padaku
kau keluhkan pelipisku
kau tau, semua tidak ada padaku
Blokir saja aku!
Karya dalam FB & Ketidaksengajaan jemariku.
June 2013
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Penyakit Hati
berbagi batu-batuan
dibelakang karang, kukarungi pasirmu
bersenda dalam gurauan
tepiskan ratapan ngilu, membumbung tinggi
membakar sekar pelangi, hinggapi kecapaianku
warnai aku,
sepuh kebiru-biruan
walau pucat jua angkuhmu
bukan belati yang membelah dada
bukan pula seperiuk beras jejali leherku yang jenjang
bukan tuk sembunyikan curi-ku dari curi-mu
bukan, tak!, bukan aku ...
tapi kamu!
suapi lidah julurku
melintang pukang, kejang
tiduri pasrahmu
dadaku retak karenanya
terjerembab dalam jamban malu
berdentum dalam nyanyian-nyanyian sepiku
kau karungi aku diam-diam
sunyikan aku pelan-pelan
ikatku erat redam-redam
agar tiada lagi payahku
meminta iba dari payahmu
Bukan kelakar yang hadir
terbang lesat bak kelelawar malam
terobos ruang waktuku
hanya tuk hisapi api unggun, sajianmu
hanya tuk banjiri aku, peluhmu
tuk sekedar lupakan, sekejabmu
aku tidur membuai kulitmu
membuai ringkih tulangmu
membuai-belai rambut putihmu
masih berbekas, bernoda, disitu
dalam anggukan widuri malam
menyemut hitam, memperkelam terangku
kudapati aku
jauh membentangmu
dalam pisah yang tak terbendungkan
Karya: Herman Nz
dibelakang karang, kukarungi pasirmu
bersenda dalam gurauan
tepiskan ratapan ngilu, membumbung tinggi
membakar sekar pelangi, hinggapi kecapaianku
warnai aku,
sepuh kebiru-biruan
walau pucat jua angkuhmu
bukan belati yang membelah dada
bukan pula seperiuk beras jejali leherku yang jenjang
bukan tuk sembunyikan curi-ku dari curi-mu
bukan, tak!, bukan aku ...
tapi kamu!
suapi lidah julurku
melintang pukang, kejang
tiduri pasrahmu
dadaku retak karenanya
terjerembab dalam jamban malu
berdentum dalam nyanyian-nyanyian sepiku
kau karungi aku diam-diam
sunyikan aku pelan-pelan
ikatku erat redam-redam
agar tiada lagi payahku
meminta iba dari payahmu
Bukan kelakar yang hadir
terbang lesat bak kelelawar malam
terobos ruang waktuku
hanya tuk hisapi api unggun, sajianmu
hanya tuk banjiri aku, peluhmu
tuk sekedar lupakan, sekejabmu
aku tidur membuai kulitmu
membuai ringkih tulangmu
membuai-belai rambut putihmu
masih berbekas, bernoda, disitu
dalam anggukan widuri malam
menyemut hitam, memperkelam terangku
kudapati aku
jauh membentangmu
dalam pisah yang tak terbendungkan
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Wednesday, June 5, 2013
Huh!
Huh!
keluhku, ah!.
Tiap kali,
Dalam nafas panjang
kutegakkan tubuhku
aku bisa denger suara tulangku
Karya: Herman Nz
keluhku, ah!.
Tiap kali,
Dalam nafas panjang
kutegakkan tubuhku
aku bisa denger suara tulangku
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Monday, June 3, 2013
Kejujuranku
masih ada sisa tulangku?
meringkuk patah menelan masa
pucat, retak dan rentah
berlumut belatung
bercadar karang kerontang
petik reruntuhan
gapai perumpamaan demi perumpamaan
masih ada bekal janjiku?
kau pungut satu-per-satu
cabik demi cabik
geliat demi geliat
gunting lidahku hingga kelu
kucuri aku dengan rambutmu
hitam
hit-am
aku naik pitam
masih ada terang jalanku?
berkelok-kelok bertubi-tubi
tekan hingga ke ulu hati
berakar tak berserabut, cabut aku
masih ada pulang bagiku?
riuh rendah jatuh mataku
merayapi satu-per-satu rambutmu
yang kian menghitam
hitam
hit-am
aku menghitam.
pekatkan ruang hatimu
yang membias indah dimataku.
Karya: Herman Nz
meringkuk patah menelan masa
pucat, retak dan rentah
berlumut belatung
bercadar karang kerontang
petik reruntuhan
gapai perumpamaan demi perumpamaan
masih ada bekal janjiku?
kau pungut satu-per-satu
cabik demi cabik
geliat demi geliat
gunting lidahku hingga kelu
kucuri aku dengan rambutmu
hitam
hit-am
aku naik pitam
masih ada terang jalanku?
berkelok-kelok bertubi-tubi
tekan hingga ke ulu hati
berakar tak berserabut, cabut aku
masih ada pulang bagiku?
riuh rendah jatuh mataku
merayapi satu-per-satu rambutmu
yang kian menghitam
hitam
hit-am
aku menghitam.
pekatkan ruang hatimu
yang membias indah dimataku.
Karya: Herman Nz
Sunday, June 2, 2013
Apa yang Mereka Sembunyikan
Pertanda sesayup rindu
melenting dalam angan kosongku
gemetar tubuhku
sergap bak prajurit kaku
berebut serpihan mata
melingkar-lingkar terduduk
malu menyayat lintah hitam
perempuan mandi kubang
sesak menyeruak
letupkan api meletup-letup
syairkan bunga api
segigil biru merengkuhku
menggumam reranting
menguak dedaunan
menetesi seutas rambutku
putih berlapis putih
intan berlapis putih
kuning berlapis putih
putih
putih
keputihan ...
runtuhku reruntuhannya
selaput mata terkoyak legam
sesaat mendesak daun pintu
hentakkan kegelianku
merekam mata tak jua jaga
merentah karam dalam buaian
goda sendaku dalam senduku
sendumu
sendumu
sedu-sedanmu
panggilkan mentari kepangkuanku!
iringi kepergian dengan buah mengkudu
tebarrrrrr!
lekanggggg!
sembab
basah kuyup
terbata-bata batu bata merah mukaku
pukul pundakku berdenting-denting
ludahi angkuhmu terbanting-banting
rindukan aku tertatih-tatih
sepikan aku merintih-rintih
Ujanmas, Lampung Utara 2 May 2013
"Mereka campakkan aku"
Karya: Herman Nz
melenting dalam angan kosongku
gemetar tubuhku
sergap bak prajurit kaku
berebut serpihan mata
melingkar-lingkar terduduk
malu menyayat lintah hitam
perempuan mandi kubang
sesak menyeruak
letupkan api meletup-letup
syairkan bunga api
segigil biru merengkuhku
menggumam reranting
menguak dedaunan
menetesi seutas rambutku
putih berlapis putih
intan berlapis putih
kuning berlapis putih
putih
putih
keputihan ...
runtuhku reruntuhannya
selaput mata terkoyak legam
sesaat mendesak daun pintu
hentakkan kegelianku
merekam mata tak jua jaga
merentah karam dalam buaian
goda sendaku dalam senduku
sendumu
sendumu
sedu-sedanmu
panggilkan mentari kepangkuanku!
iringi kepergian dengan buah mengkudu
tebarrrrrr!
lekanggggg!
sembab
basah kuyup
terbata-bata batu bata merah mukaku
pukul pundakku berdenting-denting
ludahi angkuhmu terbanting-banting
rindukan aku tertatih-tatih
sepikan aku merintih-rintih
Ujanmas, Lampung Utara 2 May 2013
"Mereka campakkan aku"
Karya: Herman Nz
Wednesday, May 22, 2013
Apa yang Sutardji Calzoum Bachri katakan tentang sebuah Karya - O
Sutardji Calzoum Bachri (lahir di Rengat, Indragiri Hulu, 24 Juni 1941; umur 71 tahun) adalah pujangga Indonesia terkemuka. Setelah lulus SMA Sutardji Calzoum Bachri melanjutkan studinya ke Fakultas Sosial Politik Jurusan Administrasi Negara, Universitas Padjadjaran, Bandung. Pada mulanya Sutardji Calzoum Bachri mulai menulis dalam surat kabar dan mingguan di Bandung, kemudian sajak-sajaknyai dimuat dalam majalah Horison dan Budaya Jaya serta ruang kebudayaan Sinar Harapan dan Berita Buana. (Kutipan dari Wikipedia.org).
Karya Sutardji Calzoum Bachri terasa sulit untuk dimaknai oleh karena mengandung istilah dan pemekaran-pemekaran dari setiap bait puisi. Tanpa diiringi oleh seorang pembaca puisi seperti yang pernah dibaca secara langsung oleh Sutardji C.Bachri .. Proses pemahaman menjadi demikian sulit.
Menurut WS.Rendra salah satu pujangga perpuisian Indonesia pernah menolak penerbitan Karya Sutardji di Majalah Horizon, yang saat itu merupakan media penerbitan dunia sastra dan perpuisian yang terkenal di Indonesia, oleh karena tidak memiliki nuansa perpuisian seperti pada zaman Ws.Rendra. Hal ini pernah terjadi juga dahulu saat Sutan Takdir alisyahbana menolak penerbitan puisi karya Khairil Anwar. Akan tetapi, Taufik Ismail bersikeras untuk tetap melakukan penerbitan karya itu.
Pro-kontra tersebut adalah hal biasa dalam dunia perpuisian oleh karena latarbelakang dan pengaruh lingkungan, kultur dan sosio-politik saat itu jelas menjadi warna bentuk dan raga puisi yang muncul kepermukaan.
Penggunaan kata dan seleksi kata yang sangat asing membuat karya Sutardji C.Bachri seakan-akan tidak mencerminkan sebuah puisi. Padahal didalamnya mengandung inti dari kehidupan saat itu dan apa yang mencandai pemikirannya. Hal ini pernah terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Penelitian Bahasa dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural-semiotik. Pendekatan struktural dilakukan untuk mendapatkan makna muatan kata secara menyeluruh. Pendekatan semiotik digunakan dengan harapan segala gejala yang terdapat dalam struktur yang membangun puisi dapat ditandai sehingga dapat dicari makna muatan kata-katanya yang lebih tepat. (kutipan dari: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/produk/651).
Perhatikan dan coba maknai suntingan bait puisi dari Sutardji Calzoum Bachri berikut ini:
Judul: O
Karya: Sutardji Calzoum Bachri
dukaku dukakau dukarisau dukakalian dukangiau
resahku resahkau resahrisau resahbalau
resahkalian
raguku ragukau raguguru ragutahu ragukalian
mauku maukau mautahu mausampai maukalian
maukenal maugapai
siasiaku siasiakau siasiasia siabalau siarisau
siakalian siasiasia
waswasku waswaskau waswaskalian
waswaswaswaswaswaswaswas
duhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu
duhaikalian duhaisangsai
oku okau okosong orindu okalian obolong orisau
oKau O....
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Sunday, May 19, 2013
Aku Tidaklah Setega Itu
Mati aku ditelan bumi
walau masih bersisa onggok jari jemariku yang lunglai
Mabuk aku malam ini
Bukan karena minuman keras
Bukan karena gempa menghantam
Bukan karena aku lapar
tapi karena lukamu tersayat belatiku
Aku katakan pada mega
jujurku dipampang di medan laga
rentah-ku membenam tanah
senampangku tergenggam meletus ditelingaku
Sekarat aku dalam teriakan
Satu teriakan yang tak terjawabkan
Sayang,
Aku tidaklah setega itu
Mana mungkin kuretakkan bebatuan
meluruh dalam ayunan pasir-pasir kecintaan
Mana mungkin kurendam diri dalam kenistaan
Biarkan pelayan sapu tubuhkku dalam angan
Sayang,
Maafkan belatiku tusuk dirimu
bukan karena kusengaja
Tapi itulah catatan dari sang Pencipta
Tonight: For someone I love as my Daughter
16 May 2013
Karya: Herman Nz
Karya: Herman Nz
Wednesday, May 15, 2013
Maafkan Aku
Tidakkah kau lihat sendiri bintang itu
Bersinar cemerlang
menerangi sedu-sedanku
Mengungguli tiap pelari unggul sekalipun
mengalahkan para jawara
melumpuhkan petarung agung
Tidakkah kau dengar suara takbir mendayu-dayu
jejali telinga kita yang tuli
Membatu,
kepala kita
penuh nanah dan darah
Tidakkah kau saksikan hembusan angin sepoi-sepoi itu
menghidupkan yang mati
menggauli dedaunan
merasuki jiwa-jiwa yang lebur
melebur
tak berbentuk lagi
Tidakkah kau tau?
aku hanya tulang berbalut daging
kau tanyakan yang kutau
kau kecewakan permataku
riuh rendah tenggorokanku
penuh lalat-lalat hijau
anggukan dalam Asma Allah Azza Wajjalla
Biarkanlah aku
bersemayam
dalam keangkuhan kita
Mohonkan ampunan-NYA tak berhingga
Tidakkah engkau sadari
semua ini dalam pinta maafku
karena engkau tau
betapa aku lemah
hingga menyeruak
ditiap-tiap urat nadiku
Tapi itulah Pinta-Nya pad hamba-Nya
Sungguh
Allah menghendaki yang terbaik.
Buat Indah Putri Angelina ....
Malam - May 2013
Karya: Herman Nz
Bersinar cemerlang
menerangi sedu-sedanku
Mengungguli tiap pelari unggul sekalipun
mengalahkan para jawara
melumpuhkan petarung agung
Tidakkah kau dengar suara takbir mendayu-dayu
jejali telinga kita yang tuli
Membatu,
kepala kita
penuh nanah dan darah
Tidakkah kau saksikan hembusan angin sepoi-sepoi itu
menghidupkan yang mati
menggauli dedaunan
merasuki jiwa-jiwa yang lebur
melebur
tak berbentuk lagi
Tidakkah kau tau?
aku hanya tulang berbalut daging
kau tanyakan yang kutau
kau kecewakan permataku
riuh rendah tenggorokanku
penuh lalat-lalat hijau
anggukan dalam Asma Allah Azza Wajjalla
Biarkanlah aku
bersemayam
dalam keangkuhan kita
Mohonkan ampunan-NYA tak berhingga
Tidakkah engkau sadari
semua ini dalam pinta maafku
karena engkau tau
betapa aku lemah
hingga menyeruak
ditiap-tiap urat nadiku
Tapi itulah Pinta-Nya pad hamba-Nya
Sungguh
Allah menghendaki yang terbaik.
Buat Indah Putri Angelina ....
Malam - May 2013
Karya: Herman Nz
Tuesday, May 14, 2013
Analytical Khairil Anwar | Indonesian Well-known Poet
Khairil Anwar was a well-known Poet in forty-fifties. Life changed fast. Surroundings interferes what happened at that time to everybody, even a maestro - Khairil Anwar.
Poetry produced is to describe the events occured at that time ...
.................
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
..............................
. ....
In the poetry, Khairil anwar mentioned the real situation occurred at that time when The first president of Indonesia - Mr. Soekarno led Indonesia.
........................
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
. .............................
Khairil anwar, as if, he wanted to talk to all people that he died and remained to give spirit to all warriors at that time.
In all cases found, he brought about heroism and humanity in mostly poetry he produced.
By. Herman Nz
Poetry produced is to describe the events occured at that time ...
"KERAWANG-BEKASI"
.................
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
..............................
. ....
In the poetry, Khairil anwar mentioned the real situation occurred at that time when The first president of Indonesia - Mr. Soekarno led Indonesia.
........................
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
. .............................
Khairil anwar, as if, he wanted to talk to all people that he died and remained to give spirit to all warriors at that time.
In all cases found, he brought about heroism and humanity in mostly poetry he produced.
By. Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Monday, May 13, 2013
Faradillah Nz
You walks down here
dive exactly
shoot me with your smile
set-up me like windows installer
soon and better you said
click me alone
old
and
buried
You swim inside of my brain
turn left and right
having fun for
getting down on me
rid of
grows up
hanging out
Faradillah
a name of a moon
shining me like a sun
watering me like a dew
bowing
shaking
and
nodding
hope you get my point
soon and better
like you said
at that night
Karya: Herman Nz
dive exactly
shoot me with your smile
set-up me like windows installer
soon and better you said
click me alone
old
and
buried
You swim inside of my brain
turn left and right
having fun for
getting down on me
rid of
grows up
hanging out
Faradillah
a name of a moon
shining me like a sun
watering me like a dew
bowing
shaking
and
nodding
hope you get my point
soon and better
like you said
at that night
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
What Randall Pela Says About
Reading carefully one's poetry will be fun and there we can see something unique. Here's let me pick one of them from randall Pela. This poetry is dedicated like below:
"This poem is for anyone that has put on a happy face to other people so that other people cannot see the pain the poet is actually going through in his/her own life"
© Randall Pela
You hold the door open for me as I enter behind you.
I say thanks, but you have no idea that my mind is blank.
In the elevator you crack a joke, I flash a smile,
you have no idea that my heart is in denial.
You ask me how my day was and I say fine.
This following will goes on the point of the real stereotype:
You have no idea that my brain and I are arguing to if I should cross the line.
My happiness is gone as I walk in this world.
The thoughts in my head have me wishing I was laying in a cold dark hole.
Once you lose your soul there is no turning back.
Everything you once dreamed of no longer has an impact.
You don't want to love nor do you want to have fun.
Your days are so long the problems in your mind make you question if you should carry on.
You smile so that's what people see on your face,
they think that you are happy but deep down inside you feel like a worthless disgrace.
Each day the performance you put on for people is Emmy award winning,
But you question yourself and wonder if you act is just a way for you to hold off your own internal sinnings.
When you wake up from a night's sleep you wonder to yourself if today is the day your heart will be back to it's old self or will it still be skipping every other beat.
You wonder if things that once made you happy to be alive will make a comeback.
You wonder if the little things in life that made you who you are will have you once again dreaming to the stars.
Climax will go like this:
You wonder if you will feel less empty hearted.
You wonder to yourself who holds the match to start that fire.
You're tired of running and losing your breath.
You want to hold tight to something that will help you once again enjoy the journey into lives amazing treks.
You want to feel that every day can be better than the last.
You want to turn your lost soul feeling into a thing of your past.....
Source: Lost Soul, Alone Poem http://www.familyfriendpoems.com/poem/lost-soul#ixzz2T9tTHg5y
www.FamilyFriendPoems.com
"This poem is for anyone that has put on a happy face to other people so that other people cannot see the pain the poet is actually going through in his/her own life"
© Randall Pela
Lost Soul
You pass me on the street and out eyes briefly meet.You hold the door open for me as I enter behind you.
I say thanks, but you have no idea that my mind is blank.
In the elevator you crack a joke, I flash a smile,
you have no idea that my heart is in denial.
You ask me how my day was and I say fine.
This following will goes on the point of the real stereotype:
You have no idea that my brain and I are arguing to if I should cross the line.
My happiness is gone as I walk in this world.
The thoughts in my head have me wishing I was laying in a cold dark hole.
Once you lose your soul there is no turning back.
Everything you once dreamed of no longer has an impact.
You don't want to love nor do you want to have fun.
Your days are so long the problems in your mind make you question if you should carry on.
You smile so that's what people see on your face,
they think that you are happy but deep down inside you feel like a worthless disgrace.
Each day the performance you put on for people is Emmy award winning,
But you question yourself and wonder if you act is just a way for you to hold off your own internal sinnings.
When you wake up from a night's sleep you wonder to yourself if today is the day your heart will be back to it's old self or will it still be skipping every other beat.
You wonder if things that once made you happy to be alive will make a comeback.
You wonder if the little things in life that made you who you are will have you once again dreaming to the stars.
Climax will go like this:
You wonder if you will feel less empty hearted.
You wonder to yourself who holds the match to start that fire.
You're tired of running and losing your breath.
You want to hold tight to something that will help you once again enjoy the journey into lives amazing treks.
You want to feel that every day can be better than the last.
You want to turn your lost soul feeling into a thing of your past.....
Source: Lost Soul, Alone Poem http://www.familyfriendpoems.com/poem/lost-soul#ixzz2T9tTHg5y
www.FamilyFriendPoems.com
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Laksana Pungguk Merindukan Bulan
terkapar antara ada dan tiada
lambaikan tangan, menggapai mentari
kusut wajah petarung
mundur sebelum perang
berharap menang
ah! mana mungkin!
merangkah saatku bisa
merengkuh dayung patah
tertatih, setapak demi setapak
masih
dihujung asa
bergelayutan bak seekor kera
berharap terbang walau hanya sejengkal
ah! mana mungkin!
derap maju kedepan
bentangkan sayap yang tercabik-cabik
demi kehidupan usang
melahirkan anak-anak bermuka kusam
menelurkan pepatah lama
diawal hari
sepi
berharap kehangatan menyapa diri
merasuk dalam kebimbangan
ah! mana mungkin!
andai ku terkapar
andai ku merangkah
andai ku tegak melangkah
derap tapak-tapak kosong
hanya berbantal bayang-bayang
dan
semu,
dan
jenuh,
dan
peluh.
ah! mana mungkin:
"kerja yang bener! mengkhayal aja mana bisa sukses!"
Written By Herman Nz.2011
Sat in silence in K.Sanggrahan
lambaikan tangan, menggapai mentari
kusut wajah petarung
mundur sebelum perang
berharap menang
ah! mana mungkin!
merangkah saatku bisa
merengkuh dayung patah
tertatih, setapak demi setapak
masih
dihujung asa
bergelayutan bak seekor kera
berharap terbang walau hanya sejengkal
ah! mana mungkin!
derap maju kedepan
bentangkan sayap yang tercabik-cabik
demi kehidupan usang
melahirkan anak-anak bermuka kusam
menelurkan pepatah lama
diawal hari
sepi
berharap kehangatan menyapa diri
merasuk dalam kebimbangan
ah! mana mungkin!
andai ku terkapar
andai ku merangkah
andai ku tegak melangkah
derap tapak-tapak kosong
hanya berbantal bayang-bayang
dan
semu,
dan
jenuh,
dan
peluh.
ah! mana mungkin:
"kerja yang bener! mengkhayal aja mana bisa sukses!"
Written By Herman Nz.2011
Sat in silence in K.Sanggrahan
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Tuhanku
Sudah jauh aku melangkah
mengitari bumi yang mentah
menyengat bau anyir
melepuh kulit karenanya
dan
biarkan aku terjepit
remukkan rahangku
yang selalu mengumbar semboyan
berani mati
baru satu jengkal pintaku
terulur lewat jemariku
yang pernah menghalau angkuhku
yang pernah menjangkau murkamu
tuhanku
aku mengadu
mengadu kau dengan diriku
agar tenang jiwaku
kecilku dihadapan-mu
hinaku dikelopak mata-mu yang indah itu
tuhanku
sudah penuh bejana ini
penuh dengan keringat dan airmataku
lalu kubasuh dengan keluhku
agar kau tau
walau ku tau kau pun tau
sekedar mengingatkan ku
"agar aku dan yang lain jangan sok tau deh!"
Written By Herman Nz.2011
Sat in silence in K.Sanggrahan
mengitari bumi yang mentah
menyengat bau anyir
melepuh kulit karenanya
dan
biarkan aku terjepit
remukkan rahangku
yang selalu mengumbar semboyan
berani mati
baru satu jengkal pintaku
terulur lewat jemariku
yang pernah menghalau angkuhku
yang pernah menjangkau murkamu
tuhanku
aku mengadu
mengadu kau dengan diriku
agar tenang jiwaku
kecilku dihadapan-mu
hinaku dikelopak mata-mu yang indah itu
tuhanku
sudah penuh bejana ini
penuh dengan keringat dan airmataku
lalu kubasuh dengan keluhku
agar kau tau
walau ku tau kau pun tau
sekedar mengingatkan ku
"agar aku dan yang lain jangan sok tau deh!"
Written By Herman Nz.2011
Sat in silence in K.Sanggrahan
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Perjanjian Kita
aku lelah sayang
aku malu dengan bunga layu itu
begitu pasrah
walau dihujani hujan, didinginkan salju
walau layu
masih saja menyejukkanku
mencumbuku dengan harum putiknya
merayuku tanpa lelah
seperti kelelahanku
padamu
aku lelah sayang
menunggumu di halte ini
hanya untuk melihat bus lalu lalang
menarik perhatian
penumpang
asongan
kucing-kucing kelaparan
aku lelah sayang
kutu dikepalaku masih ribuan
ku hitung satu lalu seribu
hingga beranak lima
aku lelah sayang
atau
benamkan saja kepalaku
agar tenggelam di lubuk sunyi
menanti datangnya pagi
menerpa bak mentari
mengais si pencari rizki
mengeluh tak berapi-api
aku lelah sayang
mana mainanku dulu
yang pernah kau janjikan padaku
walau sudah usang
ingin kembali kumainkan
bersama teman-teman
agar puas hatiku
aku lelah sayang:
"gak bisa dipegang nih omongan!"
Written By Herman Nz.2011
Sat in silence in K.Sanggrahan
aku malu dengan bunga layu itu
begitu pasrah
walau dihujani hujan, didinginkan salju
walau layu
masih saja menyejukkanku
mencumbuku dengan harum putiknya
merayuku tanpa lelah
seperti kelelahanku
padamu
aku lelah sayang
menunggumu di halte ini
hanya untuk melihat bus lalu lalang
menarik perhatian
penumpang
asongan
kucing-kucing kelaparan
aku lelah sayang
kutu dikepalaku masih ribuan
ku hitung satu lalu seribu
hingga beranak lima
aku lelah sayang
atau
benamkan saja kepalaku
agar tenggelam di lubuk sunyi
menanti datangnya pagi
menerpa bak mentari
mengais si pencari rizki
mengeluh tak berapi-api
aku lelah sayang
mana mainanku dulu
yang pernah kau janjikan padaku
walau sudah usang
ingin kembali kumainkan
bersama teman-teman
agar puas hatiku
aku lelah sayang:
"gak bisa dipegang nih omongan!"
Written By Herman Nz.2011
Sat in silence in K.Sanggrahan
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Adsense and Love
No laugh at me
Adsense grumbled along the sand
love goes slow
waiting for uncertainty
Adsense, no anger
no jokes
love jumps into the Adsense's head
digging my ground
exhale, no restricted
The baby sneeze
Adsense and love is brother and sister
tendency mix tendecious
fix the new car
again and again
Adsense,
my love tired
because of you
Karya: Herman Nz
Adsense grumbled along the sand
love goes slow
waiting for uncertainty
Adsense, no anger
no jokes
love jumps into the Adsense's head
digging my ground
exhale, no restricted
The baby sneeze
Adsense and love is brother and sister
tendency mix tendecious
fix the new car
again and again
Adsense,
my love tired
because of you
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
He Call me "Clown"
do you see what I see
you slip your tongue
I'm sorry to cut yours
piece to piece
fall into pieces
no left.
Hey, look at the gown
look like the rainbow
summerize my notes
with fill of ink, you gave me
sinking together
yawning and cough
crept like a fog
addressing me in middle of the night
you said to me "One"
like a clown with beard
blacken' by your eyes
got drown in sea of my neck
nothing changes
even a ball sliding and passing by
collide me like a truck
pushing me down the river
you exhaled
happily
easily
crazily
down
down
and down again
wish you measure the street
and call me from a far
hold me without touching me
live with me
without you
Karya: Herman Nz
you slip your tongue
I'm sorry to cut yours
piece to piece
fall into pieces
no left.
Hey, look at the gown
look like the rainbow
summerize my notes
with fill of ink, you gave me
sinking together
yawning and cough
crept like a fog
addressing me in middle of the night
you said to me "One"
like a clown with beard
blacken' by your eyes
got drown in sea of my neck
nothing changes
even a ball sliding and passing by
collide me like a truck
pushing me down the river
you exhaled
happily
easily
crazily
down
down
and down again
wish you measure the street
and call me from a far
hold me without touching me
live with me
without you
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Blue Market
Lift the grass, when you came home
You found the sky blooming, like a red rose
pulling down the yard
crossing the flat, sand and road
seizing grandma's old bag
Lift the grass, on the lawn
Sleeping soundly
leaving the lost dream, seeking you
lying on the river
leaving the lost dream, asking you to
be here, for a moment
kissing plate edge, gave it yesterday
Lift the grass, in my heart
finding you there
alone
no lips
no head
no ears
no saying "Hello" again
today
without you, in blue market
singing a sad song
dancing with the doll
asked me to go
away far
here, in
blue market colorized
blue and blue
like you whispered
and said that
you still loved me
Karya: Herman Nz
May 2013
You found the sky blooming, like a red rose
pulling down the yard
crossing the flat, sand and road
seizing grandma's old bag
Lift the grass, on the lawn
Sleeping soundly
leaving the lost dream, seeking you
lying on the river
leaving the lost dream, asking you to
be here, for a moment
kissing plate edge, gave it yesterday
Lift the grass, in my heart
finding you there
alone
no lips
no head
no ears
no saying "Hello" again
today
without you, in blue market
singing a sad song
dancing with the doll
asked me to go
away far
here, in
blue market colorized
blue and blue
like you whispered
and said that
you still loved me
Karya: Herman Nz
May 2013
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Pelangi Di Ufuk Selatan
belum usai perjalanan ini
mengais rerumputan hijau
mencium embun
menaruh keakuan direrimbunan dedunan.
tinggal selangkah lagi
kutapakkan kakiku walau berbatu
kunanti kau diufuk selatan
saat pelangi menghiasi senyummu
sayup-sayup anakku menyapaku
ucapkan kata lirih bak derai mata air
mengalunkan rindu
mengusung pengharapan
aku berdiri
disini
bersama pelangi
berjalan ke ufuk selatan
demi untukmu, "Sayangku"
dan
buah hati kita.
Lampung, Oktober 2011
Karya: Herman Nz
mengais rerumputan hijau
mencium embun
menaruh keakuan direrimbunan dedunan.
tinggal selangkah lagi
kutapakkan kakiku walau berbatu
kunanti kau diufuk selatan
saat pelangi menghiasi senyummu
sayup-sayup anakku menyapaku
ucapkan kata lirih bak derai mata air
mengalunkan rindu
mengusung pengharapan
aku berdiri
disini
bersama pelangi
berjalan ke ufuk selatan
demi untukmu, "Sayangku"
dan
buah hati kita.
Lampung, Oktober 2011
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Sunday, May 12, 2013
Ada Duri di kakiku
Baru saja kusingkapkan lengan bajuku
peluh pun belum usai kering
Masih berbekas bercak luka kakiku
yang membuat tapakku berdarah
mengalirkan anak-anak sungai pengharapan
Baru saja terjaga aku dari ketiadaan
bermoral hampa tak diundang
berbekal Belati angkara murka
merusak apa yang ada, tanpa ampun, tanpa kukenal
semua berteriak
Aku "Bangsat!"
Baru saja hadirmu membelaiku
menghela nafas ditelingaku, merdu
menjelma sahabat, ketuk pintuku tuk hadir
menapaki bekas jalanku
membuka lembaran baru
Baru saja hadirku menghimpunmu
kau tarik leherku, tercekik
dibelakangku
kau hina aku dengan perbuatanmu
belatimu tusuk jantungku
Aku tak tau
Haruskah kuturuti saja maumu
atau kuputuskan persahabatan kita disini
Maafkan aku.
Detik ini: 11 Mey 2013 - Night Weekend
Buat seseorang yang menghimpit ulu nadiku malam ini
Karya: Herman Nz
peluh pun belum usai kering
Masih berbekas bercak luka kakiku
yang membuat tapakku berdarah
mengalirkan anak-anak sungai pengharapan
Baru saja terjaga aku dari ketiadaan
bermoral hampa tak diundang
berbekal Belati angkara murka
merusak apa yang ada, tanpa ampun, tanpa kukenal
semua berteriak
Aku "Bangsat!"
Baru saja hadirmu membelaiku
menghela nafas ditelingaku, merdu
menjelma sahabat, ketuk pintuku tuk hadir
menapaki bekas jalanku
membuka lembaran baru
Baru saja hadirku menghimpunmu
kau tarik leherku, tercekik
dibelakangku
kau hina aku dengan perbuatanmu
belatimu tusuk jantungku
Aku tak tau
Haruskah kuturuti saja maumu
atau kuputuskan persahabatan kita disini
Maafkan aku.
Detik ini: 11 Mey 2013 - Night Weekend
Buat seseorang yang menghimpit ulu nadiku malam ini
Karya: Herman Nz
Thursday, May 9, 2013
Laparku Bukan Laparmu
tung
bong
tung-tung-tung
bong... bong ...
brooootttttt...
aaaaahhhhhh.
bong
bong-bong
tung... tung...
twuuuuuuuuuuttttth...
aaaaahhhhhh.
lapar
dua hari
berhitung
satu tambah satu sama dengan 7 hari
laparku
bukan laparmu
laparku: tung!
laparmu: tong!
aaaaahhhhhh.
aaaaahhhhhh.
walau nampak sama
aku ya aku
kau si topeng
malu-malu kucing
padahal
anjing!
aduuuuuuh!
lapppppar!
kau tampar aku
dengan:
lap-pppppppppppppppppparrrrrr!!!
gugatku:
"koruptor! minggggiiiiiiiiiir,
aku lapaaaaaaar, tauk?!!!!"
Karya: Herman
bong
tung-tung-tung
bong... bong ...
brooootttttt...
aaaaahhhhhh.
bong
bong-bong
tung... tung...
twuuuuuuuuuuttttth...
aaaaahhhhhh.
lapar
dua hari
berhitung
satu tambah satu sama dengan 7 hari
laparku
bukan laparmu
laparku: tung!
laparmu: tong!
aaaaahhhhhh.
aaaaahhhhhh.
walau nampak sama
aku ya aku
kau si topeng
malu-malu kucing
padahal
anjing!
aduuuuuuh!
lapppppar!
kau tampar aku
dengan:
lap-pppppppppppppppppparrrrrr!!!
gugatku:
"koruptor! minggggiiiiiiiiiir,
aku lapaaaaaaar, tauk?!!!!"
Karya: Herman
Sunday, May 5, 2013
Dia Hadir
sudah tiga hari
dia absen
padahal kemarin baru menepuk pundaku
lalu menanyakan ini itu
layaknya pujangga yang mengungkit jasa
menawarkan permata
berjual asa
walau sia-sia
absen lagi hari ini
padahal surat tiada datang
hanya salam menembus
tiap-tiap pundak teman
lemparkan harapan ditengah penantian
kusut ucapannya
kelu lisannya
walau terdengar jua suara
walau sia-sia
sudah hampir 3 hari dia absen
absen untuk ketiga kalinya
ketiga kalinya tanpa khabar
ketiga kalinya tanpa sapa
melimpahlah untaian makna
di tiap-tiap ucapan iba
mengharap engkau datang
walau sia-sia
Thursday, May 2, 2013
Diantara Dua Permata Hati
Lenyap kutelan berkalung malam
menanti rembulan, merindu bintang
saat fajar menyerupa mentari
hatiku perih rindu mencekam
rembulan bintang menghujam hatiku dalam kesunyian
pertapa malam berkirim salam
lintasi setiap benih mengakar diantara kegalauan
menyisiri pantai bebatuan
mencemburui ombak yang kian pudar
harap-harap cemas
seakan untaian manikam terlepas dari gerbang kehangatan
aku bungkam
bukan karena patah arang
taburkan keangkuhan yang ternoda
menghirup nafas tak berhenti
lepas dari nadi kepiluan
Rembulan...
Bintang,.,
aku rindu
dalam rindu yang menghujam...
Karya: Herman Nz
menanti rembulan, merindu bintang
saat fajar menyerupa mentari
hatiku perih rindu mencekam
rembulan bintang menghujam hatiku dalam kesunyian
pertapa malam berkirim salam
lintasi setiap benih mengakar diantara kegalauan
menyisiri pantai bebatuan
mencemburui ombak yang kian pudar
harap-harap cemas
seakan untaian manikam terlepas dari gerbang kehangatan
aku bungkam
bukan karena patah arang
taburkan keangkuhan yang ternoda
menghirup nafas tak berhenti
lepas dari nadi kepiluan
Rembulan...
Bintang,.,
aku rindu
dalam rindu yang menghujam...
Karya: Herman Nz
Thursday, April 25, 2013
Sendiri
Melepuh dalam kegalauan
menghantui setiap derap langkah
ragu-ragu
mengingat masa lalu
menapaki jurang menganga
menghalau ribuan burung Nezar
Terkirim salam rindu
Tersurat dalam dada
menepuk pundak tak bermakna
mungkinkah sampai satu harapan
menjadikan setiap pengelana berhenti
membuat rumah di keramaian hutan
derak-derik
menggeliat
keangkuhan terkubur
ketiadaan semakin jelas
aku terkubur dalam kesendirian
menanti di penghujung perbatasan
antara iya dan tidak
mengharap cemas
mengurai mimpi
mengantongi photo, mematung
khayal berkelebat mesra
menjunjung embun diatas kesepian
aku menunggu
jawaban dalam kesendirian
jawaban yang tak berkesudahan
sekali lagi aku melepuh
melebur dalam angan
bertumpuk asa ditangan
merajut mimpi dalam kesendirian
Maafkan aku
bila harus jujur ku ungkapkan
bahwa: aku sungguh mencintaimu
Karya: Herman Nz
Wednesday, April 24, 2013
Puisi-puisi Kesasar
Saat mega kian kelam,
pelangi terjerembab di lembah tak bertuan,
aku mengeluh,
menghela peluh yang jatuh di parit-parit kebimbanganku.
Ah! Jalan itu masih samar,
tapak kakiku berdarah,
mengingatkan kembali pada masa yang silam.
Ingin bergelayut kuat di penampang lintang samudera.
Tinggalkan kegalauan yang mencekam.
Hanyut dalam ketiadaan dan keniscyaan.
Akankah semua berakhir?
Namun, saat jalan terbuka dihamparan mataku,
membelah di tiga benakku,
menghalau kepastian demi kepastian
hingga tiba saatnya
hatiku berkata:
Karya: Herman Nz
pelangi terjerembab di lembah tak bertuan,
aku mengeluh,
menghela peluh yang jatuh di parit-parit kebimbanganku.
Ah! Jalan itu masih samar,
tapak kakiku berdarah,
mengingatkan kembali pada masa yang silam.
Ingin bergelayut kuat di penampang lintang samudera.
Tinggalkan kegalauan yang mencekam.
Hanyut dalam ketiadaan dan keniscyaan.
Akankah semua berakhir?
Namun, saat jalan terbuka dihamparan mataku,
membelah di tiga benakku,
menghalau kepastian demi kepastian
hingga tiba saatnya
hatiku berkata:
Karya: Herman Nz
Monday, April 22, 2013
Diantara Dua Permata Hati
Lenyap kutelan berkalung malam
menanti rembulan, merindu bintang
saat fajar menyerupa mentari
hatiku perih rindu mencekam
rembulan bintang menghujam hatiku dalam kesunyian
pertapa malam berkirim salam
lintasi setiap benih mengakar diantara kegalauan
menyisiri pantai bebatuan
mencemburui ombak yang kian pudar
harap-harap cemas
seakan untaian manikam terlepas dari gerbang kehangatan
aku bungkam
bukan karena patah arang
taburkan keangkuhan yang ternoda
menghirup nafas tak berhenti
lepas dari nadi kepiluan
Rembulan...
Bintang,.,
aku rindu
dalam rindu yang menghujam...
Karya : Herman Nz
saat fajar menyerupa mentari
hatiku perih rindu mencekam
rembulan bintang menghujam hatiku dalam kesunyian
pertapa malam berkirim salam
lintasi setiap benih mengakar diantara kegalauan
menyisiri pantai bebatuan
mencemburui ombak yang kian pudar
harap-harap cemas
seakan untaian manikam terlepas dari gerbang kehangatan
aku bungkam
bukan karena patah arang
taburkan keangkuhan yang ternoda
menghirup nafas tak berhenti
lepas dari nadi kepiluan
Rembulan...
Bintang,.,
aku rindu
dalam rindu yang menghujam...
Karya : Herman Nz
Sunday, April 21, 2013
Pelangi Di Ufuk Selatan
belum usai perjalanan ini
mengais rerumputan hijau
mencium embun
menaruh keakuan direrimbunan dedunan.
tinggal selangkah lagi
kutapakkan kakiku walau berbatu
kunanti kau diufuk selatan
saat pelangi menghiasi senyummu
sayup-sayup anakku menyapaku
ucapkan kata lirih bak derai mata air
mengalunkan rindu
mengusung pengharapan
aku berdiri
disini
bersama pelangi
berjalan ke ufuk selatan
demi untukmu, "Sayangku"
dan
buah hati kita.
Lampung, Oktober 2011
Karya: Herman Nz
mengais rerumputan hijau
mencium embun
menaruh keakuan direrimbunan dedunan.
tinggal selangkah lagi
kutapakkan kakiku walau berbatu
kunanti kau diufuk selatan
saat pelangi menghiasi senyummu
sayup-sayup anakku menyapaku
ucapkan kata lirih bak derai mata air
mengalunkan rindu
mengusung pengharapan
aku berdiri
disini
bersama pelangi
berjalan ke ufuk selatan
demi untukmu, "Sayangku"
dan
buah hati kita.
Lampung, Oktober 2011
Karya: Herman Nz
Subscribe to:
Posts (Atom)
Popular Posts
-
masih ada sisa tulangku? meringkuk patah menelan masa pucat, retak dan rentah berlumut belatung bercadar karang kerontang petik reruntu...