Collection of The Lost Poetical Poetry

Written Originally By Herman Nz
Lost Poetical Poetry
adalah sebuah Collection of Poetical Poetry yang lebih mengedepankan aspek Realistic tanpa meninggalkan aspek idealistic. Bisa ditemukan diantara percampuran keduanya .. sehingga membuahkan kengerian, asmara, pengharapan dan bahkan sedu-sedan ...

Dengan Lost Poetry, kami berharap, Anda menemukan aspek lain dari sudut Simple Contemporer Poetry tapi penuh gejolak.

2013
Herman Nz

Monday, December 23, 2013

Ambilkan Bintang Untukku

Apakah ada bulan jatuh
kepangkuan pertapa tua sepertiku
mengguna-gunai cadas hitam
menggunting langit bercurah hujan
teteskan mataku akan beningnya

apakah ada pasar malam
dimana kupu-kupu liar mengikat biduri
menghamba diatas kenistaan
menghimpun keangkuhan
tenggelam dalam kemaksiatan

apakah ada beludru hijau
menggapit telingaku yang berdengung
mengukur tubuhku dengan kelembutannya
meludahi mukaku bagai angkara murka
karena iba padaku
menutup borok didadaku

apakah ada bidadari syurga
menghentak nafasku
memutuskan urat nadiku
bercadar hitam
lembut dalam angan
indah bak surya tenggelam dalam pangkuan malam

Buat: MyQueens

Sunday, December 22, 2013

Budayakanlah Budaya

tuan bunga tuan batu tuan kayu
mana puisi bertanggai emas
mengusir nyamuk malam hari

tuan langit tuan matahari tuan bulan
mana kucing hitammu
mencakar-cakar rembulan bersalju

tuan pualam tuan nampan tuan bejana
mana pahatmu yang tajam
kikis kudis dan nanah
ditaburi serbuk mesiu
museum meludah "puah!"
berdesakan dengan lalu lalang
berhimpitan dengan kokonya tembilang
menghimpun satu
meringkuk persis kuda bego
dalam jeruji besi
berpredikat toko-h
hasil jualan baju murahan

wahai tuan kuda tuan kucing tuan onta
mana jenggermu
mana cakarmu
mana punukmu
mengapa tersembul dibalik baju dekilmu
berlipat-lipat bak kerut wajahmu
menggunting putus tarian gilamu

engkau ada
disaat peluh tiada tersisa
bagaikan penjahat
benamkan wajah kenistaan

Buat: Persatuan Bangsaku dalam belaian ibu pertiwi
Lestarikan Budaya Asli nan Murni Daerahmu !!!

Thursday, November 28, 2013

"Aq ternyata lemah" By Herman Nazareth

Sudahkah sampai khabar burung itu
dengan sayap patahnya, terbang di ketinggian
menukik tajam, menghilang
bukan lupa tapi gundah gulana

sudahkah sampai tongkat nadiku
menyeruak puah dikandung badan
menyerupai tupai-tupai kelapa hijau
mengikis d\pelepah, bak kurma masak
menenggelamkan rang-rang dalam manisnya
mengungkap mantera
menebar jala
saat kulitku terkelupas oleh kagummu

sudahkah sampai perahu apungku
mengumbar ikan dekat-dekat
menjala puah dikandung badan
menyerupai lumba-lumba nan indah
hidup bercakar singa, jalan berterompah baja
bersandar aku dibuaimu
menghirup rindu, mengokang pilu
kau hadir
sempurnakan kelemahanku
yang ternyata aku lemah
menggugah setiap derap kaki penjajah
tuk dengarkan serunai panjang
mengukur setiap pejalan kaki
dalam siang dan malam
dalam hampa namun terang
dimana engkau kini berada

aku sampai di sapu tanganmu
membawaku terbang bak permadani aladin
menyiasati para tukang-tukang sihir
membeku batu berkarang sendu
puah!
aku disini
masih bertengger didekatmu
saat ku sadari
betapa lemahnya aku

For Myself - Mirror for my Faradillah Nic
Spanyol Utara, 2013

Wednesday, November 27, 2013

Dillah Part Two

Aku adalah usiaku kini
ditaburi serbuk mesiu kehitaman
tergolek lemas disudut pelataran manusia
mencoba beranjak
mencoba berdiri sebisaku
menderap langkah pelan-pelan
berjenggot putih
meringkuk dibalik jeruji malam

Dillah,
aku mulai pudar kini
tiada harapan bagi sang developer
tanpa nama, tanpa banner
berakhir diujung penantian panjang

Dillah,
aku fulan bin fulan
kunjungi pemakaman
goreskan cinderamata dibalik nisan
dan berkata: "kapan giliranku?"
suap malaikat
dengan seonggok pengakuan

Dillah,
Terimakasih buat sapu tanganmu
kusimpan rapi ditepi penatku
agar hilang lusuh peluhku
meratapi kehadiranmu

Dillah,
bila jawab sudah bertengger dipematang
melingkari setiap jengkal lelahku
terbanglah engkau kesetiap penjuru
dengan sayapmu, dengan remajamu

Dillah,
namun, bila telah lelah engkau terbang
dan dunia biarkan kau hampa tanpa apa-apa
hinggaplah dirantingku
yang telah kusediakan dari dulu
saat kau hadir tanpa nama
tanpa banner
sepertiku, seperti itu jua katamu

For Faradillah Nic: Jawab aku.
Bukit Kemuning, Lampung Utara!. 2013

Tuesday, November 26, 2013

"Muatan Lokal vs Prakarya" By Herman Nazareth

Balonku ada lima
rupa-rupa warnanya
hijau kuning belati
kau gigit jari-jari
jari-jemari anak-anak bangsa
jari-jari roda pedati
jari-jari RCTI
jari - jarene

balonku ada dua
dua-duanya ku suka
mirip metamorfosa
fosa anak, fosa bapak
fosa bangsa
fosa dunia
fosa perempuan-perempuan tak berdosa

hukuman apa buat balonku?
hukum ditegak-tengokkan
aturan dilurus-bengkokkan
kedipan melotot
persis kuda bego

cacian dihamburkan
fosa anak, fosa bapak
guru meringis-ringis
murid merintih-rintih
mana pintu, mana jendela
aku harus keluar lewat mana?
lewat kepala aja
ada satu kutu disana
sukarela jadi balonku
biar kutusuk dengan jarumku

Duarrrrrrrrr!!!

For: "Best of the Beast of Edu Gov"
"Nek arep ngatur pendidikan mbok sing bener tho"
"Nek wes munggah, lakone jan ... ra ketulungan"
Eropa Barat, 2013

"Zamanku Zamanmu" By Herman Nazareth

Zamanku zamanmu
zamanku zaman-zamanan
zamanmu zaman mainan
zam
man
zaaaaaammmmmmm
mpppptttttt
aaaaaaannnn

kerbo pake topeng
dikejar-kejar zaman topeng
topeng peng peng
bul kedibul
kedibul topeng
banjur keblinger

mar samar sam dan mar mar
putih berkilau-kilau tersamar-samar
benar samar
salah mar mar
mar disamarkan
lah dibernarkan
bul kedibul
kedibul topeng
banjur keblinger

nguik seruling babi
bul kedibul
kedibul topeng
banjur keblinger

grooooookkkk dengkuran maut
bul kedibul
keblinger hancur lebur
malaikat maut bikin sekujur kejang-kejang
mati dalam zaman
zaman mati
tersamar-samar

keblinger!

For: Anyone who loves "Evil"
Eropa Tengah, 2013

Kau

kau
dikau
engkau
wanitaku-wanitaku

kau pejam, aku pejam
kau cemberut, aku cemberut
kau simak, aku simak
kau melempar, aku melempar
kau jatuh, aku jatuh
kau rindu, aku rindu
kau cinta, aku cinta
kau sayang, aku sayang

kau bilang kau ini
aku bilang aku ini
kau kau
aku adalah kau

manakala datang kau
kusambut hangat kau
manakala pergi kau
kuiringi kau kau

bulan tercengang
mentari redup
sungai-sungai kering
lautan tawar
merapi meratap
burung-burung bisu
pepohonan layu

dalam ini dalam jiwa
hanya ada kau dan kau

Buat: 2 makhluk istimewa.
Amin.

Lelah

Gemerutuk gigiku
patah-patah
patah tulangku
patah kakiku
patah jemariku
patah-patah, tanpa ampun
patahku patah istriku

sayang ...
aku harus pergi
walau patah-patah
lelah dan patah
patah-patah
lela-h h h h h h h h
pat-tah tah tah

Aku pergi!

By Herman Nazareth
Karena tak tahu bagaimana menghadapimu.

"Dillah"

Ada kelopak berembun
jatuhkan tetesan sejuk melintasi urat dedaunan
pungkiri kemustahilan
lemah tersandar
biarkan angin menerpamu
tertengadah pasrah qadar sang pencipta

Dimanakah kepekatan malam-malammu
jejali bunga dengan indahnya rimbunmu
merentas asa tak berduri
mengubah warna-warna pelangi
mendaur jingga reruntuhanmu
mengendap dihatimu
bersemayam aku dalam jiwamu

Bila layarku telah terkembang
kupetik jua kelopak itu
kurentas lagi dalam jiwaku
berlabuh
didermaga "Mirah" ku kan bersandar
menapaki tanah yang kuimpikan

Ada kelopak masih berembun
sejuk dimataku
berhias bunga
bertonggak kokoh pohon oak-mu
berikrar janji setiamu

By Herman Nz
For Someone out there: Pelabuhan Mirah, East Java
12 November 2013 - Bukit Kemuning

"Permaisuri Herman"

Lelah jalanmu
renta jubahmu
bertopang dagu pematang sawah
berpeluh luka mengalir deras
diatas jembatan yang kian patah

tapak kakimu melintas
mendobrak segala
meremuk dada, menikam tiang-tiang gantungan
melepas para penjahat liar
berjalan kecil sebrangi lautan ganas
hanya untuk mengikatku
mendulang kerinduanku

aku lihat
betapa keberkahan melintasi urat nadimu
mengurung keletihan demi keletihan
mendekap malam demi malam
mengurai salju bagai mentari tajam
menukik redam hatiku
mengulas senyum demi tegaknya aku

aku dengar
derapan itu belum hilang
mendekat tiap detik
mengangkat tinggi-tinggi diriku
mengakar dalam-dalam
tak mampu tercabut
bahkan oleh halilintar sekalipun

aku jiwaku
berdetak jantungku karenamu
mengukir namamu dihatiku
mengikat janjimu hingga matiku
meninggalkan debu berganti rindu
berikrar kaulah cinta matiku

By Herman Nz
For Someone out there: Tempuran- MAGELANG, Cental Java
12 November 2013 - Bukit Kemuning

Kertas

Tersepuh debu menggelepar
diatas karamnya kapalku
Terengah-engah antara birunya ombak
siap telan aku
bermuaralah semua gemuruh
sapu aku
berikrarlah pedih,
sisakan secarik kertas
kertas yang dulu kau tinggalkan

rekahan karang sudah hanyut
ditarik-tarik ombak buaian
dalam pandangan samar-samar
embun duduk dalam dupa
dupa nanti, dupa dulu
ada yang masih kau bacakan
saat mantra menghinggapi pundakku
menggapai-gapai kebiruan
keangkuhan yang renta
mendulang kehampaan malam

ada secarik kertas disini
tinggalkan tinta-tinta tercecer
menggores diri
menikam, remukan jari jemariku

ada secarik kertas disini
tinggalkan butiran tanah
menggumpal keras dikepalku
kuangkat tinggi dalam takbir illahi
"Izinkan aku tuk gapai cita-citaku, ya robbi"

Buat: Ari, Malam ini: 3 November 2013
Magelang, Medan, Lampung Utara.
Karya: Herman Nz

"Penyakit Hati" By Nezindamiley - 13 June 2013

berbagi batu-batuan
dibelakang karang, kukarungi pasirmu
bersenda dalam gurauan
tepiskan ratapan ngilu, membumbung tinggi
membakar sekar pelangi, hinggapi kecapaianku
warnai aku,
sepuh kebiru-biruan
walau pucat jua angkuhmu

bukan belati yang membelah dada
bukan pula seperiuk beras jejali leherku yang jenjang
bukan tuk sembunyikan curi-ku dari curi-mu
bukan, tak!, bukan aku ...
tapi kamu!
suapi lidah julurku
melintang pukang, kejang
tiduri pasrahmu
dadaku retak karenanya
terjerembab dalam jamban malu
berdentum dalam nyanyian-nyanyian sepiku

kau karungi aku diam-diam
sunyikan aku pelan-pelan
ikatku erat redam-redam
agar tiada lagi payahku
meminta iba dari payahmu

Bukan kelakar yang hadir
terbang lesat bak kelelawar malam
terobos ruang waktuku
hanya tuk hisapi api unggun, sajianmu
hanya tuk banjiri aku, peluhmu
tuk sekedar lupakan, sekejabmu
aku tidur membuai kulitmu
membuai ringkih tulangmu
membuai-belai rambut putihmu

masih berbekas, bernoda, disitu
dalam anggukan widuri malam
menyemut hitam, memperkelam terangku
kudapati aku
jauh membentangmu
dalam pisah yang tak terbendungkan

Written Originally by : Herman Nz

Seseorang

berlabuh ke dermaga
berkabut lautanku, aku terhenti
rasaku tak lagi ada
aku terhenyak
menggapai permata, didasar samudra
hanya tuk menikmati
indahnya putri betik mentari.

kuputar haluan, hentak!
patah
berlabuh aku
berlabuh kini,
aku disini
di hitamnya rambutmu
arungi ombak, yang tak mungkin reda
tersingkap aku diantara remah-remah, kosong
gertak aku dengan batu karang
penuhi telingaku, dengan tawamu

saat badai usai sudah
ingin kusunting sekuntum rindu
berlayar tanpa awak
berlabuh tak berujung
bersandar tak berdermaga
dan,
biarkan aku, gantungi engkau
dengan riaknya
dengan tenangnya
dengannya ku tenggelam
denganmu
asaku bersayap
lintasi setiap pematang
jejaki kebimbangan
singkap tabir-tabir angan
tuk untai satu kata
"Betapa aku menyayangimu"

Tonight: Between East Java and North Lampung
— at Nganjuk, Jawa Timur - Bukit Kemuning, Lampung.
Karya: Herman Nz

Realistis

Sempurna kakimu berpijak
sisakan mentari redup
ciptakan dedaunan berembun sunyi
bercap tapakmu
sunggingkan seutas senyum kecut
hadirkan diri dibalik awan
kusutkan selimutku yang dulu hadiahmu

terawang hampa mataku
melantunkan dendang senyap
walau malam telah usai
tidurku masih saja terjaga
penuhi istanaku
dalam-dalam

kau letih, sayang?
masih ada roti kemarin disini
yang kau buang saatku butuh
bila kau tak suka
laparku bersaing dengan dahagaku

Sayang
dalam-dalam
reruntuhan rambutku
terikat sapu tanganmu
kurindu tiap pagi dan petang
ku pandang lekat-lekat
masih ada kerinduan tersisa
masih ada ...

Karya: Herman Nz. Oktober 2013
For Faradillah Nic

Oak

Kau tanya padaku tentang rerumputan
bayi lahir tak mungkin berjubah sutra
kau tanya padaku tentang bebatuan
tak mungkin ada kuda bersayap
kau tanya lagi padaku tentang aku
tak mungkin hadirmu disini
kau tanya dan tanya
tanya berbalas tanya
kuusap tanya dengan tanyamu
tanyaku tak pernah tanyamu
andai tanyamu ada
tanyaku tak ada
serumpun berbeda tunas
berpatah-patah rantingmu tanyakan aku
ada daun yang jatuh
kau tanyakan kemana ia jatuh
andai tanyaku mesti tanyamu
tak mungkin tanyamu menanyaiku
Oak !!!

Karya: Herman Nz
29 October 2013 - Bukit Kemuning

.................................

Belum usai ku berkabung
sebilah pedang berkilau dimataku
serpihan tulang tengkorak berserakan
hiasi rumahku
dimana kau ada disitu

belum usai ku berperang
reruntuhan tanah membumikanku
menelanku mentah-mentah
mengoyak tubuhku
luka-luka
luka-luka

walau darahku belum kering
airmataku belum reda dari derasnya
nyanyianmu tetaplah indah ditelingaku

walau harus tertumpah lagi darahku
aq tetap mencintaimu


For someone I adore till the end of the world
FN

Karya: Herman Nz

Reruntuhan

Dulu, aku singgah
mencari butiran pasir buat makan anak istriku
mengais bersaing dengan ayam-ayam kelaparan
mengubah pelangi menjadi putih kecoklatan
mengalirkan hujan
membendungnya dan membiarkannya mengalir
kau datang mengikat kekang kudaku
melepaskannya dipadang plosogede
merapat diantara pejalan kaki
kau ulas senyum saat itu

jalanku goyang
ada belukar mengikat jemari kakiku
singgah aku
berlarian kecil
kuketuk berkali-kali pintumu
mengharap ada lentera menerangiku
malam itu
walau kilat berkilau
menyinari gerai rambutmu
dalam-dalam, pekat, tak padam tak pudar
sandaranmu mengingatkanku
pada gaung salju meratapi hangatnya mentari

bila dengkuran langit riuh rendah
reruntuhan menjadi-jadi
kau rekatkan kembali lembaran itu
melukai tiap sudut goresan penaku
mengurai bejana-bejana emas
mempersembahkan padamu
akan kesusahanku
akan rintihanku
akan kelaparanku
akan kesakitanku

reruntuhanku
menjawab semua apa keinginanmu

Buat: AriesCha - Karang Sanggrahan, 2013
Original Poetry written tonight by Herman Nz

Thursday, August 15, 2013

Kampung Halamanku

Di sni aku dilahirkan
Di sini aku dibesarkan
Di sini aku menuntut llmu
Di sini aku mencari makan
Walau aku telah terbang jauh
Mencari ilmu dan pengalaman
Namun ternyata kini aku kembali
Ke pangkuanmu duhai ibu pertiwi
Di sini aku merasa aman
Di sini aku merasa nyaman
Di sini aku merasa damai
Di sini aku merasa terpakai
Haruskan aku pergi jauh
Mengikuti harapan yang belum pasti
mMembuka lembaran luka lama
Yang kucoba tuk melupakan
Maafkan aku kekasihku
Aku belum bisa mengikutimu
Walau berat aku rasa di sini tanpamu
Namun aku tak mampu tinggalkan kampung halamanku


Karya: Herman Nz

Ratapanku

berputar aku
mabukkan diri
menyelam dingin dalam bayangmu
tenggelam
sekarat

membeku aku
putih pucat menyingkap
wajahmu kuraih
jauh
perih

meronta aku
tepis ketiadaan dan takdir
musnahkan diri
hangus
hilang

ulurkan tanganmu
sudah seribu tahun aku disini
sekilas senyummu tak kudapati
mati aku
meraga-sukma
mati

kuburkan aku
bila kau gagal kesini
biarkan sepi
mimpikan dirimu
yang tak kunjung jua hadir

Dindaku, kasihanilah aku

Buat: My Deepest heart of My Beloved Queen

Karya: Herman Nz

Sayapku Patah

Pelangi tergores saat aku hinggap
malu menatapku
mengerlingkan sudut mata tajam
hanya bersisa merah dan biru

kucoba palingkan paruhku
pandangi sekelilingku
kulihat
dedaunan merona
goda aku dengan keindahannya
sejenak aku melena
disirami embunnya yang nampak segar

saat penat bertengger aku
kukembangkan sayapku
tuk kembali hinggap ditiap butiran pasir
di mawar nan merekah
di kuncup yang basah
diranting-ranting yang lembut
seakan-akan ingin dekap aku erat-erat

kembali kupandangi pelangiku
goresan itu membekas
yang dulu pernah kubertengger tuk menatapnya
kini kembali tergores karena halilintar
yang tak kunjung reda

ah! masih ada cah'ya indah dipelangiku
walau warnamu kian pudar
masih tulus
goreskan sisa warnamu, dicakarku
cakar yang bertengger
bertelekan reranting

ah! sayapku patah
patah karenamu
patah, dan tak mampu
tuk hindari indahnya warnamu, pelangiku
walau seribu mawar menggodaku.

Buat: KR. Nur Fath Az-zahra

Karya: Herman Nz

Tuesday, July 30, 2013

Wamakarollah

Tabuh meneguk lentera
berkedap-kedip menahan Pemanah ulung
guritan qadar menyanjung ilmu
sebuah rencana tak tertandingi
aku malu, tertunduk
airmataku tak cukup membendung keangkuhanku

Baru selangkah rintihan hilang
berbaur lagi dengan kecongkakan tak beralasan
aku menghimpit egoku
meratapi kekerdilanku
menyepi dalam relung keagungan-MU

Wamakaru
Wamakarollah
putus!
terhenti!
hangus!
terkapar dalam ketiadaan nyata

Sepi!
bila sangkakala meraung
memanah setiap nyawa
memanggang setiap pejalan kaki
yang angkuh
yang bathil
yang tiada
yang ada
yang tiada

Wamakarollah!
Jadilah!
Kun Fayakun!
Makarku Makar Allah!
Hancurkan aku ya robbi!
Remukkan dadaku!
Sepuh jasadku!
Aku tiada
dalam ke-Ada-an-MU

Dalam: renungan malam. ramadhon 2013

Karya: Herman Nz

Friday, July 19, 2013

Ruh

kau tanya aku
mengapa nafasku terhenyak
mengapa lidahku kelu
mengapa bungaku terkoyak

kau desak aku
bualan demi bualan menghujatku
putuskan urat leherku
berkelebat pedang perak
hujam dadaku dalam-dalam
jawabku satu
aku tak tahu

kau kubur aku hidup-hidup
jerat leherku erat-erat
putuskan nadiku
belati tusuk ulu hatiku
bekap putuskan nafas akhirku
masih kan kau temukan
bahwa aku tak tau

Bukit Kemuning. 2013
Karya: Herman Nz

Thursday, July 4, 2013

Deritaku

Tidakkah kau saksikan
bintang gemintang terangi bumi
selalu iringi jalanku
tanpa lelah
membuai tidurku
menghantar mimpi-mimpi
saat hadirmu membuatku terpaku

Tidakkah kau dengar
halilintar berujar
hadapi kepenatan dalam kesendirian
serukan kecemasan dan kebimbangan
memohon tuk hadir
walau hanya sedetik rindu

Tidakkah kau mengerti titik-titik hujan itu
pertandakan gejolak pedih nan pilu
sepikan diri sesepi-sepinya
putuskan hari demi dirimu
luluhkan keangkuhan tuk keabadian
aku terkurung
bersama rindu yang tak tertahankan
bersama hayal yang tak mungkin kan menyata
berharap tanganmu gapai jemariku
dihari yang menyisakan waktu
demi untuk menemanimu
hingga akhir hayatku


Karya: Herman Nz

Kesendirianku

Layar sudah terkembang
dermaga sudah terlepas dari kekangnya
perahuku mulai melaju
arungi ganasnya samudra tak berbatas
kepenatan, kesendirian, kelelahan dan ketiadaan dalam kesendirian menyatu dalam harapan dan realitas kehidupan yang tidak bisa bagiku tuk menghindarinya

aku hanya setetes buih dilautan
dimana selalu berharap tuk terdampar dipantai yang sejuk
merindukan saat-saat masa itu tiba
bersamamu
bersama-sama anak-anak kita


Karya: Herman Nz

Selalu Ada Keraguan

kau letakkan tanganmu dihatiku
samudra lepaskan kepenatan karang
gugah rinduku kian bersemayam
merintih dipadang bebatuan
menggelora hingga pupuslah harapan

teduh matamu
sinarkan keraguan mendalam
nestapa berbalik kesegala arah
kubur aku
sepi dalam keangkuhanmu

Aku masih disini
Nantikan senyum tulusmu
meniadakan duka
mereguk asa
memutar haluan tak berhingga
tepiskan kegalauanku


Karya: Herman Nz

Pengkhianat

Terkubur tulang belulangku
berbalut tanah
legam
berselimut dendam
mengukir belati
berkarat
berdalih bak malaikat

kau genggam hatiku
kau cumbu sukaku
kau pekatkan dukaku
kau remukkan dadaku
membelah samudra
mengamuk bak ombak
bercadar ganda
mati disana, hidup disini
berlarian kejar ombak
bak kucing-kucing kelaparan

Ada jarum dihatiku
menusuk dalam jiwaku
menembus ulu nadiku
kau rendahkan aku
pucat dalam buaianku

Sungguh aku menyanjungmu


Karya: Herman Nz

Thursday, June 27, 2013

Dia


ada gadis
bersulam sutra hijau
berkata lembut
tersenyum kecut
meludahi ubun-ubun pejalan kaki
menggantungi pundak-pundak
memutuskan urat-urat
meniadakan sedu-sedan
menggumamkan dedaunan
menjeratku diam-diam
melenaku dalam-dalam
mencecah benang-benang
merajut mata-mata
menggenggam ragu-ragu
mendendam luka-duka

Tonight: June 2013
01.57 PM

Karya: Herman Nz

Tuesday, June 18, 2013

Ada Purnama Dimataku

ada purnama dimataku
bersinar redup tuk kembali terang
meredup tuk tepis aral
membayangi setiap langkahku
memayungi setiap jengkal tanahku
menyeruak ke ulu nadiku
benderang dalam gelap
cemerlang dalam kelam

ada sinarmu dihatiku
melingkupi seruanku
menyejukkan harapanku
ada kamu, bersamaku
meniti buih
menjangkau sepi
menepis janji
berikrar seiya sekata
segenap seraga
semua sejiwa

ada putri, indah dimataku
bagaikan angel merona warna
lukis aku
sergapku serpihku
lenyap diketiadaan-ketiadaan silam
aku
luapkan maafmu
hampiri setiap peluhku
sesakkan kepenatanku
ganti rupaku
punahkan kebinasaanku
kembali terangi aku
diperaduan sepiku
hingga hancurlah keangkuhanku ....

For: Faradillah Sacredly Agnezious
Dalam Memory: Retaknya Blokirku.
2013

Karya; Herman Nz

Sunday, June 16, 2013

Petatah Petitih

Kul-kuli-ah

Memory: Sat in Silence
— in Magelang.
Karya: Herman Nz

Saturday, June 15, 2013

Berapa Kali

hitunglah semaumu!
sepanjang jalan yang kau minta!

sehitam rambut kelam
seraut wajah layu
sekeping rindu tertahan
sekejap detak mata terbelalak
semurni intan pertama
seindah putri angelina
segelas cawan peraduan
sebilah pedang kehampaan
sebutir asa hayal
sehina hamba tercampakkan
seteguk bualan
sehelai surat kekhilafan
seuntai doa pengharapan
sedingin salju keheningan
sebeku hatiku
serindu-rindu
sesyahdu-syahdu
seiba pintaku
sedalam lautku
sekelam jiwa lepas
semuram wajah
sebening mata hatimu

demi!
sepanjang jalan yang kau minta!
hitunglah semaumu!
kelakarangantinggalkanku
puh!

Tonight: dalam harap2 cemas.

Karya: Herman Nz

Seseorang

berlabuh ke dermaga
berkabut lautanku, aku terhenti
rasaku tak lagi ada
aku terhenyak
menggapai permata, didasar samudra
hanya tuk menikmati
indahnya putri betik mentari.

kuputar haluan, hentak!
patah
berlabuh aku
berlabuh kini,
aku disini
di hitamnya rambutmu
arungi ombak, yang tak mungkin reda
tersingkap aku diantara remah-remah, kosong
gertak aku dengan batu karang
penuhi telingaku, dengan tawamu

saat badai usai sudah
ingin kusunting sekuntum rindu
berlayar tanpa awak
berlabuh tak berujung
bersandar tak berdermaga
dan,
biarkan aku, gantungi engkau
dengan riaknya
dengan tenangnya
dengannya ku tenggelam
denganmu
asaku bersayap
lintasi setiap pematang
jejaki kebimbangan
singkap tabir-tabir angan
tuk untai satu kata
"Betapa aku menyayangimu"

Tonight: Between East Java and North Lampung

Karya: Herman Nz

Friday, June 14, 2013

Love Shutdown


"Love shutdown
As I pull it down
rising up the sky
stand cool enough and found
Under the OAK tree
So calm but warm
dies in memories
sweeping the river
like I was telling you at that time
killing me softly like the song
waiting for you ..."

Thursday, June 13, 2013

Serunai Putih

belum lahir
sudahlah dengar tangisanmu!
kubangan demi kubangan
rangkakmu tak goyahkan ibaku!
kutolak engkau dengan manteraku:

bumi luluhbuluhperindu
sum, usum kutunggangganggu
bul, kedibul subur makmur
ting, berdentinggenting runcing
rap, berderaprapatrapaterat

rrrrrraaaappppp!
kutunggang rindu
dalam benihku

jadilah engkau!
jadilah mata
jadilah dada
busungkan dunia
telan bulatbulat
berkelakar kesumat

Karya: Herman Nz

Terbitlah Fajarku

malam
berbau kelam, ketam
dendam
redam
gendam, berapi-api
membalut bunyi
terbungkus binti
binti fulan
binti fatimah
binti cinderella
binti rumangsa
kau
kauuu
terbitlah fajarku!

Karya: Herman Nz

Letih

sudah beriburiburiburiburiburiburibu tahun
beribuuuuuuuuuuu ......
ribuuuuuuu ......
ibuuuu ......
bu ......
u.

Karya: Herman Nz

Istriku

Sudah kuterima selendangmu
pagi buta, saatku terjaga dari pandanganku
saatku masih berselimut wajahmu
saatku masih ratapi mimpiku
aku kira, kau masih disini ...

masih tersimpan suratmu
berdesak-desakan dengan buku-buku kesayanganku
terselip dalam hayalku
bangunkan aku setiap malamku
biarkan mimpiku iri
semenjak hadirmu
aku kira, kau masih disini ...

masih ku ingat jelas ikrarmu
dalam serak tertahan rindu
saat tersipu malu di sudut bilikku
dan, biarkan untaian rambutmu tepis raguku
hangat, sejukkan bimbangku
tenang, sandarkan aku
tenang ...

aku kira, kau masih disini ...
temani aku saat ambangku terbuka
hingga angin dinginkan aku, beku
hingga petir, perihkan kulitku
hingga pasir, sisakan harapanku
hingga debu, butakan mataku
hingga mimpi, sepikan rintihanku
hingga letih, kugapai jemarimu
hingga permata hatiku lingkari aku,
dengan lengan mungilnya
dengan sedu-sedannya
dengan sedu-sedanku.

Istriku,
bilakah kau disini
rinduku sudah tak tertahan lagi.

Only for : My Queen.

Karya: Herman Nz 

Blokir Saja Aku

kau tanyakan pada ilalang
kau sapa dedaunan
kau rengkuh dayung patahmu
kau membual kesana kemari
persis sapi putih
bertaji dikepala
bertanduk dimuka

kau tanyakan rumput bergoyang
semua tidak ada padaku
kau pinta hembusan angin menyapa lagi
semua tidak ada padaku
kau keluhkan pelipisku
kau tau, semua tidak ada padaku

Blokir saja aku!

Karya dalam FB & Ketidaksengajaan jemariku.
June 2013

Karya: Herman Nz

Penyakit Hati

berbagi batu-batuan
dibelakang karang, kukarungi pasirmu
bersenda dalam gurauan
tepiskan ratapan ngilu, membumbung tinggi
membakar sekar pelangi, hinggapi kecapaianku
warnai aku,
sepuh kebiru-biruan
walau pucat jua angkuhmu

bukan belati yang membelah dada
bukan pula seperiuk beras jejali leherku yang jenjang
bukan tuk sembunyikan curi-ku dari curi-mu
bukan, tak!, bukan aku ...
tapi kamu!
suapi lidah julurku
melintang pukang, kejang
tiduri pasrahmu
dadaku retak karenanya
terjerembab dalam jamban malu
berdentum dalam nyanyian-nyanyian sepiku

kau karungi aku diam-diam
sunyikan aku pelan-pelan
ikatku erat redam-redam
agar tiada lagi payahku
meminta iba dari payahmu

Bukan kelakar yang hadir
terbang lesat bak kelelawar malam
terobos ruang waktuku
hanya tuk hisapi api unggun, sajianmu
hanya tuk banjiri aku, peluhmu
tuk sekedar lupakan, sekejabmu
aku tidur membuai kulitmu
membuai ringkih tulangmu
membuai-belai rambut putihmu

masih berbekas, bernoda, disitu
dalam anggukan widuri malam
menyemut hitam, memperkelam terangku
kudapati aku
jauh membentangmu
dalam pisah yang tak terbendungkan


Karya: Herman Nz

Wednesday, June 5, 2013

Huh!

Huh!
keluhku, ah!.
Tiap kali,
Dalam nafas panjang

kutegakkan tubuhku
aku bisa denger suara tulangku

Karya: Herman Nz

Monday, June 3, 2013

Kejujuranku

masih ada sisa tulangku?
meringkuk patah menelan masa
pucat, retak dan rentah
berlumut belatung
bercadar karang kerontang
petik reruntuhan
gapai perumpamaan demi perumpamaan

masih ada bekal janjiku?
kau pungut satu-per-satu
cabik demi cabik
geliat demi geliat
gunting lidahku hingga kelu
kucuri aku dengan rambutmu
hitam
hit-am
aku naik pitam

masih ada terang jalanku?
berkelok-kelok bertubi-tubi
tekan hingga ke ulu hati
berakar tak berserabut, cabut aku

masih ada pulang bagiku?
riuh rendah jatuh mataku
merayapi satu-per-satu rambutmu
yang kian menghitam
hitam
hit-am
aku menghitam.
pekatkan ruang hatimu
yang membias indah dimataku.


Karya: Herman Nz

Sunday, June 2, 2013

Apa yang Mereka Sembunyikan

Pertanda sesayup rindu
melenting dalam angan kosongku
gemetar tubuhku
sergap bak prajurit kaku
berebut serpihan mata
melingkar-lingkar terduduk
malu menyayat lintah hitam

perempuan mandi kubang
sesak menyeruak
letupkan api meletup-letup
syairkan bunga api
segigil biru merengkuhku
menggumam reranting
menguak dedaunan
menetesi seutas rambutku
putih berlapis putih
intan berlapis putih
kuning berlapis putih

putih
putih
keputihan ...

runtuhku reruntuhannya
selaput mata terkoyak legam
sesaat mendesak daun pintu
hentakkan kegelianku
merekam mata tak jua jaga
merentah karam dalam buaian
goda sendaku dalam senduku

sendumu
sendumu
sedu-sedanmu

panggilkan mentari kepangkuanku!
iringi kepergian dengan buah mengkudu
tebarrrrrr!
lekanggggg!
sembab
basah kuyup
terbata-bata batu bata merah mukaku
pukul pundakku berdenting-denting
ludahi angkuhmu terbanting-banting
rindukan aku tertatih-tatih
sepikan aku merintih-rintih


Ujanmas, Lampung Utara 2 May 2013
"Mereka campakkan aku"
Karya: Herman Nz

Wednesday, May 22, 2013

Apa yang Sutardji Calzoum Bachri katakan tentang sebuah Karya - O

Sutardji Calzoum Bachri (lahir di Rengat, Indragiri Hulu, 24 Juni 1941; umur 71 tahun) adalah pujangga Indonesia terkemuka. Setelah lulus SMA Sutardji Calzoum Bachri melanjutkan studinya ke Fakultas Sosial Politik Jurusan Administrasi Negara, Universitas Padjadjaran, Bandung. Pada mulanya Sutardji Calzoum Bachri mulai menulis dalam surat kabar dan mingguan di Bandung, kemudian sajak-sajaknyai dimuat dalam majalah Horison dan Budaya Jaya serta ruang kebudayaan Sinar Harapan dan Berita Buana. (Kutipan dari Wikipedia.org).

Karya Sutardji Calzoum Bachri terasa sulit untuk dimaknai oleh karena mengandung istilah dan pemekaran-pemekaran dari setiap bait puisi. Tanpa diiringi oleh seorang pembaca puisi seperti yang pernah dibaca secara langsung oleh Sutardji C.Bachri .. Proses pemahaman menjadi demikian sulit.

Menurut WS.Rendra salah satu pujangga perpuisian Indonesia pernah menolak penerbitan Karya Sutardji di Majalah Horizon, yang saat itu merupakan media penerbitan dunia sastra dan perpuisian yang terkenal di Indonesia, oleh karena tidak memiliki nuansa perpuisian seperti pada zaman Ws.Rendra. Hal ini pernah terjadi juga dahulu saat Sutan Takdir alisyahbana menolak penerbitan puisi karya Khairil Anwar. Akan tetapi, Taufik Ismail bersikeras untuk tetap melakukan penerbitan karya itu.

Pro-kontra tersebut adalah hal biasa dalam dunia perpuisian oleh karena latarbelakang dan pengaruh lingkungan, kultur dan sosio-politik saat itu jelas menjadi warna bentuk dan raga puisi yang muncul kepermukaan.

Penggunaan kata dan seleksi kata yang sangat asing membuat karya Sutardji C.Bachri seakan-akan tidak mencerminkan sebuah puisi. Padahal didalamnya mengandung inti dari kehidupan saat itu dan apa yang mencandai pemikirannya. Hal ini pernah terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Penelitian Bahasa dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural-semiotik. Pendekatan struktural dilakukan untuk mendapatkan makna muatan kata secara menyeluruh. Pendekatan semiotik digunakan dengan harapan segala gejala yang terdapat dalam struktur yang membangun puisi dapat ditandai sehingga dapat dicari makna muatan kata-katanya yang lebih tepat. (kutipan dari: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/produk/651).

Perhatikan dan coba maknai suntingan bait puisi dari Sutardji Calzoum Bachri berikut ini:

Judul: O
Karya: Sutardji Calzoum Bachri

dukaku dukakau dukarisau dukakalian dukangiau

resahku resahkau resahrisau resahbalau resahkalian

raguku ragukau raguguru ragutahu ragukalian

mauku maukau mautahu mausampai maukalian maukenal maugapai

siasiaku siasiakau siasiasia siabalau siarisau siakalian siasiasia

waswasku waswaskau waswaskalian waswaswaswaswaswaswaswas

duhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu duhaikalian duhaisangsai
oku okau okosong orindu okalian obolong orisau oKau O....

Sunday, May 19, 2013

Aku Tidaklah Setega Itu


Mati aku ditelan bumi
walau masih bersisa onggok jari jemariku yang lunglai

Mabuk aku malam ini
Bukan karena minuman keras
Bukan karena gempa menghantam
Bukan karena aku lapar
tapi karena lukamu tersayat belatiku

Aku katakan pada mega
jujurku dipampang di medan laga
rentah-ku membenam tanah
senampangku tergenggam meletus ditelingaku
Sekarat aku dalam teriakan
Satu teriakan yang tak terjawabkan

Sayang,
Aku tidaklah setega itu
Mana mungkin kuretakkan bebatuan
meluruh dalam ayunan pasir-pasir kecintaan

Mana mungkin kurendam diri dalam kenistaan
Biarkan pelayan sapu tubuhkku dalam angan

Sayang,
Maafkan belatiku tusuk dirimu
bukan karena kusengaja
Tapi itulah catatan dari sang Pencipta

Tonight: For someone I love as my Daughter
16 May 2013
Karya: Herman Nz

Wednesday, May 15, 2013

Maafkan Aku

Tidakkah kau lihat sendiri bintang itu
Bersinar cemerlang
menerangi sedu-sedanku
Mengungguli tiap pelari unggul sekalipun
mengalahkan para jawara
melumpuhkan petarung agung

Tidakkah kau dengar suara takbir mendayu-dayu
jejali telinga kita yang tuli
Membatu, 
kepala kita
penuh nanah dan darah

Tidakkah kau saksikan hembusan angin sepoi-sepoi itu
menghidupkan yang mati
menggauli dedaunan
merasuki jiwa-jiwa yang lebur
melebur
tak berbentuk lagi

Tidakkah kau tau?
aku hanya tulang berbalut daging
kau tanyakan yang kutau
kau kecewakan permataku
riuh rendah tenggorokanku
penuh lalat-lalat hijau
anggukan dalam Asma Allah Azza Wajjalla
Biarkanlah aku
bersemayam
dalam keangkuhan kita
Mohonkan ampunan-NYA tak berhingga

Tidakkah engkau sadari
semua ini dalam pinta maafku
karena engkau tau
betapa aku lemah
hingga menyeruak
ditiap-tiap urat nadiku
Tapi itulah Pinta-Nya pad hamba-Nya 

Sungguh
Allah menghendaki yang terbaik.

Buat Indah Putri Angelina ....
Malam - May 2013
Karya: Herman Nz

Tuesday, May 14, 2013

Analytical Khairil Anwar | Indonesian Well-known Poet

Khairil Anwar was a well-known Poet in forty-fifties. Life changed fast. Surroundings interferes what happened at that time to everybody, even a maestro - Khairil Anwar.


Poetry produced is to describe the events occured at that time ...

"KERAWANG-BEKASI"


.................
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

..............................
. ....

In the poetry, Khairil anwar mentioned the real situation occurred at that time when The first president of Indonesia - Mr. Soekarno led Indonesia.
........................
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

. .............................
Khairil anwar, as if, he wanted to talk to all people that he died and remained to give spirit to all warriors at that time.

In all cases found, he brought about heroism and humanity in mostly poetry he produced.
By. Herman Nz

Monday, May 13, 2013

Faradillah Nz

You walks down here
dive exactly
shoot me with your smile
set-up me like windows installer
soon and better you said
click me alone
old
and
buried

You swim inside of my brain
turn left and right
having fun for
getting down on me
rid of
grows up
hanging out

Faradillah
a name of a moon
shining me like a sun
watering me like a dew
bowing
shaking
and
nodding

hope you get my point
soon and better
like you said
at that night

Karya: Herman Nz

What Randall Pela Says About

Reading carefully one's poetry will be fun and there we can see something unique. Here's let me pick one of them from randall Pela. This poetry is dedicated like below:

"This poem is for anyone that has put on a happy face to other people so that other people cannot see the pain the poet is actually going through in his/her own life"

© Randall Pela

Lost Soul

You pass me on the street and out eyes briefly meet.
You hold the door open for me as I enter behind you.
I say thanks, but you have no idea that my mind is blank.
In the elevator you crack a joke, I flash a smile,
you have no idea that my heart is in denial.
You ask me how my day was and I say fine.



 This following will goes on the point of the real stereotype:

You have no idea that my brain and I are arguing to if I should cross the line.
My happiness is gone as I walk in this world.
The thoughts in my head have me wishing I was laying in a cold dark hole.
Once you lose your soul there is no turning back.
Everything you once dreamed of no longer has an impact.
You don't want to love nor do you want to have fun.
Your days are so long the problems in your mind make you question if you should carry on.
You smile so that's what people see on your face,
they think that you are happy but deep down inside you feel like a worthless disgrace.
Each day the performance you put on for people is Emmy award winning,
But you question yourself and wonder if you act is just a way for you to hold off your own internal sinnings.
When you wake up from a night's sleep you wonder to yourself if today is the day your heart will be back to it's old self or will it still be skipping every other beat.
You wonder if things that once made you happy to be alive will make a comeback.
You wonder if the little things in life that made you who you are will have you once again dreaming to the stars.



Climax will go like this:

You wonder if you will feel less empty hearted.
You wonder to yourself who holds the match to start that fire.
You're tired of running and losing your breath.
You want to hold tight to something that will help you once again enjoy the journey into lives amazing treks.
You want to feel that every day can be better than the last.
You want to turn your lost soul feeling into a thing of your past.....



Laksana Pungguk Merindukan Bulan

terkapar antara ada dan tiada
lambaikan tangan, menggapai mentari
kusut wajah petarung
mundur sebelum perang
berharap menang
ah! mana mungkin!

merangkah saatku bisa
merengkuh dayung patah
tertatih, setapak demi setapak
masih
dihujung asa
bergelayutan bak seekor kera
berharap terbang walau hanya sejengkal
ah! mana mungkin!

derap maju kedepan
bentangkan sayap yang tercabik-cabik
demi kehidupan usang
melahirkan anak-anak bermuka kusam
menelurkan pepatah lama
diawal hari
sepi
berharap kehangatan menyapa diri
merasuk dalam kebimbangan
ah! mana mungkin!

andai ku terkapar
andai ku merangkah
andai ku tegak melangkah
derap tapak-tapak kosong
hanya berbantal bayang-bayang
dan
semu,
dan
jenuh,
dan
peluh.

ah! mana mungkin:
"kerja yang bener! mengkhayal aja mana bisa sukses!"

Written By Herman Nz.2011
Sat in silence in K.Sanggrahan

Tuhanku

Sudah jauh aku melangkah
mengitari bumi yang mentah
menyengat bau anyir
melepuh kulit karenanya
dan
biarkan aku terjepit
remukkan rahangku
yang selalu mengumbar semboyan
berani mati

baru satu jengkal pintaku
terulur lewat jemariku
yang pernah menghalau angkuhku
yang pernah menjangkau murkamu

tuhanku
aku mengadu
mengadu kau dengan diriku
agar tenang jiwaku
kecilku dihadapan-mu
hinaku dikelopak mata-mu yang indah itu

tuhanku
sudah penuh bejana ini
penuh dengan keringat dan airmataku
lalu kubasuh dengan keluhku
agar kau tau
walau ku tau kau pun tau
sekedar mengingatkan ku

"agar aku dan yang lain jangan sok tau deh!"

Written By Herman Nz.2011
Sat in silence in K.Sanggrahan

Perjanjian Kita

aku lelah sayang
aku malu dengan bunga layu itu
begitu pasrah
walau dihujani hujan, didinginkan salju
walau layu
masih saja menyejukkanku
mencumbuku dengan harum putiknya
merayuku tanpa lelah
seperti kelelahanku
padamu

aku lelah sayang
menunggumu di halte ini
hanya untuk melihat bus lalu lalang
menarik perhatian
penumpang
asongan
kucing-kucing kelaparan

aku lelah sayang
kutu dikepalaku masih ribuan
ku hitung satu lalu seribu
hingga beranak lima

aku lelah sayang
atau
benamkan saja kepalaku
agar tenggelam di lubuk sunyi
menanti datangnya pagi
menerpa bak mentari
mengais si pencari rizki
mengeluh tak berapi-api

aku lelah sayang
mana mainanku dulu
yang pernah kau janjikan padaku
walau sudah usang
ingin kembali kumainkan
bersama teman-teman
agar puas hatiku

aku lelah sayang:
"gak bisa dipegang nih omongan!"

Written By Herman Nz.2011
Sat in silence in K.Sanggrahan

Adsense and Love

No laugh at me
Adsense grumbled along the sand
love goes slow
waiting for uncertainty

Adsense, no anger
no jokes
love jumps into the Adsense's head
digging my ground
exhale, no restricted

The baby sneeze
Adsense and love is brother and sister
tendency mix tendecious
fix the new car
again and again

Adsense,
my love tired
because of you

Karya: Herman Nz

He Call me "Clown"

do you see what I see
you slip your tongue
I'm sorry to cut yours
piece to piece
fall into pieces
no left.

Hey, look at the gown
look like the rainbow
summerize my notes
with fill of ink, you gave me
sinking together
yawning and cough
crept like a fog
addressing me in middle of the night

you said to me "One"
like a clown with beard
blacken' by your eyes
got drown in sea of my neck

nothing changes
even a ball sliding and passing by
collide me like a truck
pushing me down the river
you exhaled
happily
easily
crazily

down
down
and down again
wish you measure the street
and call me from a far
hold me without touching me
live with me
without you

Karya: Herman Nz

Blue Market

Lift the grass, when you came home
You found the sky blooming, like a red rose
pulling down the yard
crossing the flat, sand and road
seizing grandma's old bag

Lift the grass, on the lawn
Sleeping soundly
leaving the lost dream, seeking you
lying on the river
leaving the lost dream, asking you to
be here, for a moment
kissing plate edge, gave it yesterday

Lift the grass, in my heart
finding you there
alone
no lips
no head
no ears
no saying "Hello" again
today
without you, in blue market
singing a sad song
dancing with the doll
asked me to go
away far


here, in
blue market colorized
blue and blue
like you whispered
and said that
you still loved me

Karya: Herman Nz
May 2013

Pelangi Di Ufuk Selatan

belum usai perjalanan ini
mengais rerumputan hijau
mencium embun
menaruh keakuan direrimbunan dedunan.

tinggal selangkah lagi
kutapakkan kakiku walau berbatu
kunanti kau diufuk selatan
saat pelangi menghiasi senyummu

sayup-sayup anakku menyapaku
ucapkan kata lirih bak derai mata air
mengalunkan rindu
mengusung pengharapan

aku berdiri
disini
bersama pelangi
berjalan ke ufuk selatan
demi untukmu, "Sayangku"
dan
buah hati kita.

Lampung, Oktober 2011
Karya: Herman Nz

Sunday, May 12, 2013

Ada Duri di kakiku

Baru saja kusingkapkan lengan bajuku
peluh pun belum usai kering
Masih berbekas bercak luka kakiku
yang membuat tapakku berdarah
mengalirkan anak-anak sungai pengharapan

Baru saja terjaga aku dari ketiadaan
bermoral hampa tak diundang
berbekal Belati angkara murka
merusak apa yang ada, tanpa ampun, tanpa kukenal
semua berteriak
Aku "Bangsat!"

Baru saja hadirmu membelaiku
menghela nafas ditelingaku, merdu
menjelma sahabat, ketuk pintuku tuk hadir
menapaki bekas jalanku
membuka lembaran baru

Baru saja hadirku menghimpunmu
kau tarik leherku, tercekik
dibelakangku
kau hina aku dengan perbuatanmu
belatimu tusuk jantungku

Aku tak tau
Haruskah kuturuti saja maumu
atau kuputuskan persahabatan kita disini

Maafkan aku.

Detik ini: 11 Mey 2013 - Night Weekend
Buat seseorang yang menghimpit ulu nadiku malam ini
Karya: Herman Nz

Thursday, May 9, 2013

Laparku Bukan Laparmu

tung
bong
tung-tung-tung
bong... bong ...

brooootttttt...
aaaaahhhhhh.

bong
bong-bong
tung... tung...
twuuuuuuuuuuttttth...
aaaaahhhhhh.

lapar
dua hari
berhitung
satu tambah satu sama dengan 7 hari

laparku
bukan laparmu
laparku: tung!
laparmu: tong!
aaaaahhhhhh.
aaaaahhhhhh.

walau nampak sama
aku ya aku
kau si topeng
malu-malu kucing
padahal
anjing!

aduuuuuuh!
lapppppar!
kau tampar aku
dengan:
lap-pppppppppppppppppparrrrrr!!!

gugatku:
"koruptor! minggggiiiiiiiiiir,
aku lapaaaaaaar, tauk?!!!!"

Karya: Herman

Sunday, May 5, 2013

Dia Hadir


sudah tiga hari
dia absen
padahal kemarin baru menepuk pundaku
lalu menanyakan ini itu
layaknya pujangga yang mengungkit jasa
menawarkan permata
berjual asa
walau sia-sia

absen lagi hari ini
padahal surat tiada datang
hanya salam menembus
tiap-tiap pundak teman
lemparkan harapan ditengah penantian
kusut ucapannya
kelu lisannya
walau terdengar jua suara
walau sia-sia

sudah hampir 3 hari dia absen
absen untuk ketiga kalinya
ketiga kalinya tanpa khabar
ketiga kalinya tanpa sapa
melimpahlah untaian makna
di tiap-tiap ucapan iba
mengharap engkau datang
walau sia-sia

Karya: Herman Nz

Thursday, May 2, 2013

Diantara Dua Permata Hati

Lenyap kutelan berkalung malam
menanti rembulan, merindu bintang
saat fajar menyerupa mentari
hatiku perih rindu mencekam
rembulan bintang menghujam hatiku dalam kesunyian

pertapa malam berkirim salam
lintasi setiap benih mengakar diantara kegalauan
menyisiri pantai bebatuan
mencemburui ombak yang kian pudar
harap-harap cemas
seakan untaian manikam terlepas dari gerbang kehangatan

aku bungkam
bukan karena patah arang
taburkan keangkuhan yang ternoda
menghirup nafas tak berhenti
lepas dari nadi kepiluan

Rembulan...
Bintang,.,
aku rindu
dalam rindu yang menghujam...

Karya: Herman Nz

Thursday, April 25, 2013

Sendiri


Melepuh dalam kegalauan
menghantui setiap derap langkah
ragu-ragu
mengingat masa lalu
menapaki jurang menganga
menghalau ribuan burung Nezar
Terkirim salam rindu
Tersurat dalam dada
menepuk pundak tak bermakna
mungkinkah sampai satu harapan
menjadikan setiap pengelana berhenti
membuat rumah di keramaian hutan
derak-derik
menggeliat
keangkuhan terkubur
ketiadaan semakin jelas
aku terkubur dalam kesendirian
menanti di penghujung perbatasan
antara iya dan tidak
mengharap cemas
mengurai mimpi
mengantongi photo, mematung
khayal berkelebat mesra
menjunjung embun diatas kesepian
aku menunggu
jawaban dalam kesendirian
jawaban yang tak berkesudahan
sekali lagi aku melepuh
melebur dalam angan
bertumpuk asa ditangan
merajut mimpi dalam kesendirian
Maafkan aku
bila harus jujur ku ungkapkan
bahwa: aku sungguh mencintaimu


Karya: Herman Nz

Wednesday, April 24, 2013

Puisi-puisi Kesasar

Saat mega kian kelam,
pelangi terjerembab di lembah tak bertuan,
aku mengeluh,
menghela peluh yang jatuh di parit-parit kebimbanganku.
Ah! Jalan itu masih samar,
tapak kakiku berdarah,
mengingatkan kembali pada masa yang silam.

Ingin bergelayut kuat di penampang lintang samudera.
Tinggalkan kegalauan yang mencekam.
Hanyut dalam ketiadaan dan keniscyaan.
Akankah semua berakhir?

Namun, saat jalan terbuka dihamparan mataku,
membelah di tiga benakku,
menghalau kepastian demi kepastian
hingga tiba saatnya
hatiku berkata:

Karya: Herman Nz

Monday, April 22, 2013

Diantara Dua Permata Hati

Lenyap kutelan berkalung malam menanti rembulan, merindu bintang
saat fajar menyerupa mentari
hatiku perih rindu mencekam
rembulan bintang menghujam hatiku dalam kesunyian

pertapa malam berkirim salam
lintasi setiap benih mengakar diantara kegalauan
menyisiri pantai bebatuan
mencemburui ombak yang kian pudar
harap-harap cemas
seakan untaian manikam terlepas dari gerbang kehangatan

aku bungkam
bukan karena patah arang
taburkan keangkuhan yang ternoda
menghirup nafas tak berhenti
lepas dari nadi kepiluan

Rembulan...
Bintang,.,
aku rindu
dalam rindu yang menghujam...

Karya : Herman Nz

Sunday, April 21, 2013

Pelangi Di Ufuk Selatan

belum usai perjalanan ini
mengais rerumputan hijau
mencium embun
menaruh keakuan direrimbunan dedunan.

tinggal selangkah lagi
kutapakkan kakiku walau berbatu
kunanti kau diufuk selatan
saat pelangi menghiasi senyummu

sayup-sayup anakku menyapaku
ucapkan kata lirih bak derai mata air
mengalunkan rindu
mengusung pengharapan

aku berdiri
disini
bersama pelangi
berjalan ke ufuk selatan
demi untukmu, "Sayangku"
dan
buah hati kita.

Lampung, Oktober 2011
Karya: Herman Nz

Popular Posts