Collection of The Lost Poetical Poetry

Written Originally By Herman Nz
Lost Poetical Poetry
adalah sebuah Collection of Poetical Poetry yang lebih mengedepankan aspek Realistic tanpa meninggalkan aspek idealistic. Bisa ditemukan diantara percampuran keduanya .. sehingga membuahkan kengerian, asmara, pengharapan dan bahkan sedu-sedan ...

Dengan Lost Poetry, kami berharap, Anda menemukan aspek lain dari sudut Simple Contemporer Poetry tapi penuh gejolak.

2013
Herman Nz

Thursday, April 25, 2013

Sendiri


Melepuh dalam kegalauan
menghantui setiap derap langkah
ragu-ragu
mengingat masa lalu
menapaki jurang menganga
menghalau ribuan burung Nezar
Terkirim salam rindu
Tersurat dalam dada
menepuk pundak tak bermakna
mungkinkah sampai satu harapan
menjadikan setiap pengelana berhenti
membuat rumah di keramaian hutan
derak-derik
menggeliat
keangkuhan terkubur
ketiadaan semakin jelas
aku terkubur dalam kesendirian
menanti di penghujung perbatasan
antara iya dan tidak
mengharap cemas
mengurai mimpi
mengantongi photo, mematung
khayal berkelebat mesra
menjunjung embun diatas kesepian
aku menunggu
jawaban dalam kesendirian
jawaban yang tak berkesudahan
sekali lagi aku melepuh
melebur dalam angan
bertumpuk asa ditangan
merajut mimpi dalam kesendirian
Maafkan aku
bila harus jujur ku ungkapkan
bahwa: aku sungguh mencintaimu


Karya: Herman Nz

Wednesday, April 24, 2013

Puisi-puisi Kesasar

Saat mega kian kelam,
pelangi terjerembab di lembah tak bertuan,
aku mengeluh,
menghela peluh yang jatuh di parit-parit kebimbanganku.
Ah! Jalan itu masih samar,
tapak kakiku berdarah,
mengingatkan kembali pada masa yang silam.

Ingin bergelayut kuat di penampang lintang samudera.
Tinggalkan kegalauan yang mencekam.
Hanyut dalam ketiadaan dan keniscyaan.
Akankah semua berakhir?

Namun, saat jalan terbuka dihamparan mataku,
membelah di tiga benakku,
menghalau kepastian demi kepastian
hingga tiba saatnya
hatiku berkata:

Karya: Herman Nz

Monday, April 22, 2013

Diantara Dua Permata Hati

Lenyap kutelan berkalung malam menanti rembulan, merindu bintang
saat fajar menyerupa mentari
hatiku perih rindu mencekam
rembulan bintang menghujam hatiku dalam kesunyian

pertapa malam berkirim salam
lintasi setiap benih mengakar diantara kegalauan
menyisiri pantai bebatuan
mencemburui ombak yang kian pudar
harap-harap cemas
seakan untaian manikam terlepas dari gerbang kehangatan

aku bungkam
bukan karena patah arang
taburkan keangkuhan yang ternoda
menghirup nafas tak berhenti
lepas dari nadi kepiluan

Rembulan...
Bintang,.,
aku rindu
dalam rindu yang menghujam...

Karya : Herman Nz

Sunday, April 21, 2013

Pelangi Di Ufuk Selatan

belum usai perjalanan ini
mengais rerumputan hijau
mencium embun
menaruh keakuan direrimbunan dedunan.

tinggal selangkah lagi
kutapakkan kakiku walau berbatu
kunanti kau diufuk selatan
saat pelangi menghiasi senyummu

sayup-sayup anakku menyapaku
ucapkan kata lirih bak derai mata air
mengalunkan rindu
mengusung pengharapan

aku berdiri
disini
bersama pelangi
berjalan ke ufuk selatan
demi untukmu, "Sayangku"
dan
buah hati kita.

Lampung, Oktober 2011
Karya: Herman Nz

Popular Posts