Collection of The Lost Poetical Poetry

Written Originally By Herman Nz
Lost Poetical Poetry
adalah sebuah Collection of Poetical Poetry yang lebih mengedepankan aspek Realistic tanpa meninggalkan aspek idealistic. Bisa ditemukan diantara percampuran keduanya .. sehingga membuahkan kengerian, asmara, pengharapan dan bahkan sedu-sedan ...

Dengan Lost Poetry, kami berharap, Anda menemukan aspek lain dari sudut Simple Contemporer Poetry tapi penuh gejolak.

2013
Herman Nz

Saturday, July 26, 2014

"RUL"


26 July 2014
karya: Herman Nz p 11.41 PM

sungsang bumiku bundar
menjerat-jerat ketupat lebaran
menyinggung tiap sudut derajat
melangkahi dari kutub ke kutub
pongah bukan sombong
ada cermin tersingkap indah

sungsang bintang gemintang
menelungkupi terjunnya sang gurita tua
mengendap-endap
menguap
menggurui bayang
menuruni tangga bata
mengaspali lebarnya telaga

sungsang lidahku kelu
memutarbalikan matinya waktu
membuat sekarat bintang disampingnya
hanya tuk lampaui angkasa raya
dengan satu telunjuk kemerahan
dengan detakkan jantung tak terhentikan
dengan selimut tipis berbercak embun
dengan hampa
dengan tiada
dengan sempurna

semaput sejenak
lalu bantahkan kata perbintangan
"rul"
"dia memang begitu"

:D

Thursday, July 24, 2014

Mantra Maut

Selasih renggut gula batu
berkilau-kilau lau lau
mengupas diri rirrrrrrr i
menghela panas sempati simpati sumpahti

lau lau belalau
kalau silau pulau surau
kudapat pat tanduk ku kilau
sumpahku karat rat bar rat bar

dum lau dum lau
keladi bungkuk arung rampai
siapa tekantip nekup kup kup
burrrrrrrrrrr jadilah!

Karya Herman Nz.
25 July 2014 - 1.40 AM

Wednesday, July 23, 2014

POLITIK

Karya: Herman Nz (24 July 2014 - 8.17 AM)

Ada suara membahana
berputar tujuh kali
mengusik ibu-ibu tua meninabobokan anaknya
kurus, lurus, tak terurus.

Ada khabar dari seberang
menyandang senapan laras panjang
mengendarai anak kuda
menggonggong setiap sudut kota
mengurung pelayan-pelayan muda
mencumbu asap-asap
meniduri lintasan kereta

Satu jatuh, menggumpal panas
Dua terhenyak, menggigit daun pintu
Tak terhitung! menjahit petak-petak baju kurung
lusuh menggantung disisi tepian gunung

Tik! Pol Tik Polllllllllllllllllllllll ...
kuduk berdiri saat pol di kitik-kitik
ada itik melintas di tol
mengguratkan putih-putih di tiap tik dan pol

Aduh, busuk bau badanmu!
jangan mendekat!
jangan melekat!
jangan menggugat!
angkat tinggi-tinggi
dan banting sekeras-kerasnya

Dasar kau, tik!

Buat: Politikus yang mengatasnamakan Rakyat dan Agama (TOPENG)
Also posted on facebook

Friday, July 18, 2014

Senandung Mahakam


Kau tanya padaku kemana jalan yang kutempuh
takdir merendah dihadapanmu
menjulur lidah kehausan

Jangan kau idamkan impianmu
itu kan cabut ruhku
menghilangkan jejak-jejak kita
yang terukir di indahnya pematang selendangmu

Sertakan aku dalam perjalananmu
dengan tersimpul janji
yang dulu pernah kau ucapkan
dihadapan ketidakberdayaanku
dihadapan telinga yang selalu berdengung
dihadapan keniscayaan kamu dan aku

Andai telah lelah perjalanan mengitarimu
masih tersisa lantunan mahakam
biarkan diriku senandungkan untukmu
seperti yang pernah kau lagukan dulu
disaat menjelang tidurku

Popular Posts