Collection of The Lost Poetical Poetry

Written Originally By Herman Nz
Lost Poetical Poetry
adalah sebuah Collection of Poetical Poetry yang lebih mengedepankan aspek Realistic tanpa meninggalkan aspek idealistic. Bisa ditemukan diantara percampuran keduanya .. sehingga membuahkan kengerian, asmara, pengharapan dan bahkan sedu-sedan ...

Dengan Lost Poetry, kami berharap, Anda menemukan aspek lain dari sudut Simple Contemporer Poetry tapi penuh gejolak.

2013
Herman Nz

Thursday, August 15, 2013

Kampung Halamanku

Di sni aku dilahirkan
Di sini aku dibesarkan
Di sini aku menuntut llmu
Di sini aku mencari makan
Walau aku telah terbang jauh
Mencari ilmu dan pengalaman
Namun ternyata kini aku kembali
Ke pangkuanmu duhai ibu pertiwi
Di sini aku merasa aman
Di sini aku merasa nyaman
Di sini aku merasa damai
Di sini aku merasa terpakai
Haruskan aku pergi jauh
Mengikuti harapan yang belum pasti
mMembuka lembaran luka lama
Yang kucoba tuk melupakan
Maafkan aku kekasihku
Aku belum bisa mengikutimu
Walau berat aku rasa di sini tanpamu
Namun aku tak mampu tinggalkan kampung halamanku


Karya: Herman Nz

Ratapanku

berputar aku
mabukkan diri
menyelam dingin dalam bayangmu
tenggelam
sekarat

membeku aku
putih pucat menyingkap
wajahmu kuraih
jauh
perih

meronta aku
tepis ketiadaan dan takdir
musnahkan diri
hangus
hilang

ulurkan tanganmu
sudah seribu tahun aku disini
sekilas senyummu tak kudapati
mati aku
meraga-sukma
mati

kuburkan aku
bila kau gagal kesini
biarkan sepi
mimpikan dirimu
yang tak kunjung jua hadir

Dindaku, kasihanilah aku

Buat: My Deepest heart of My Beloved Queen

Karya: Herman Nz

Sayapku Patah

Pelangi tergores saat aku hinggap
malu menatapku
mengerlingkan sudut mata tajam
hanya bersisa merah dan biru

kucoba palingkan paruhku
pandangi sekelilingku
kulihat
dedaunan merona
goda aku dengan keindahannya
sejenak aku melena
disirami embunnya yang nampak segar

saat penat bertengger aku
kukembangkan sayapku
tuk kembali hinggap ditiap butiran pasir
di mawar nan merekah
di kuncup yang basah
diranting-ranting yang lembut
seakan-akan ingin dekap aku erat-erat

kembali kupandangi pelangiku
goresan itu membekas
yang dulu pernah kubertengger tuk menatapnya
kini kembali tergores karena halilintar
yang tak kunjung reda

ah! masih ada cah'ya indah dipelangiku
walau warnamu kian pudar
masih tulus
goreskan sisa warnamu, dicakarku
cakar yang bertengger
bertelekan reranting

ah! sayapku patah
patah karenamu
patah, dan tak mampu
tuk hindari indahnya warnamu, pelangiku
walau seribu mawar menggodaku.

Buat: KR. Nur Fath Az-zahra

Karya: Herman Nz

Popular Posts