The Lost Poetical Poetry - Puisi-puisi Kesasar Kontemporer Karya Herman Nz | Puisi Indonesia
Collection of The Lost Poetical Poetry
Written Originally By Herman Nz
Lost Poetical Poetry adalah sebuah Collection of Poetical Poetry yang lebih mengedepankan aspek Realistic tanpa meninggalkan aspek idealistic. Bisa ditemukan diantara percampuran keduanya .. sehingga membuahkan kengerian, asmara, pengharapan dan bahkan sedu-sedan ...
Dengan Lost Poetry, kami berharap, Anda menemukan aspek lain dari sudut Simple Contemporer Poetry tapi penuh gejolak.
2013
Herman Nz
Lost Poetical Poetry adalah sebuah Collection of Poetical Poetry yang lebih mengedepankan aspek Realistic tanpa meninggalkan aspek idealistic. Bisa ditemukan diantara percampuran keduanya .. sehingga membuahkan kengerian, asmara, pengharapan dan bahkan sedu-sedan ...
Dengan Lost Poetry, kami berharap, Anda menemukan aspek lain dari sudut Simple Contemporer Poetry tapi penuh gejolak.
2013
Herman Nz
Thursday, June 27, 2013
Dia
ada gadis
bersulam sutra hijau
berkata lembut
tersenyum kecut
meludahi ubun-ubun pejalan kaki
menggantungi pundak-pundak
memutuskan urat-urat
meniadakan sedu-sedan
menggumamkan dedaunan
menjeratku diam-diam
melenaku dalam-dalam
mencecah benang-benang
merajut mata-mata
menggenggam ragu-ragu
mendendam luka-duka
Tonight: June 2013
01.57 PM
Karya: Herman Nz
Tuesday, June 18, 2013
Ada Purnama Dimataku
ada purnama dimataku
bersinar redup tuk kembali terang
meredup tuk tepis aral
membayangi setiap langkahku
memayungi setiap jengkal tanahku
menyeruak ke ulu nadiku
benderang dalam gelap
cemerlang dalam kelam
ada sinarmu dihatiku
melingkupi seruanku
menyejukkan harapanku
ada kamu, bersamaku
meniti buih
menjangkau sepi
menepis janji
berikrar seiya sekata
segenap seraga
semua sejiwa
ada putri, indah dimataku
bagaikan angel merona warna
lukis aku
sergapku serpihku
lenyap diketiadaan-ketiadaan silam
aku
luapkan maafmu
hampiri setiap peluhku
sesakkan kepenatanku
ganti rupaku
punahkan kebinasaanku
kembali terangi aku
diperaduan sepiku
hingga hancurlah keangkuhanku ....
For: Faradillah Sacredly Agnezious
Dalam Memory: Retaknya Blokirku.
2013
Karya; Herman Nz
bersinar redup tuk kembali terang
meredup tuk tepis aral
membayangi setiap langkahku
memayungi setiap jengkal tanahku
menyeruak ke ulu nadiku
benderang dalam gelap
cemerlang dalam kelam
ada sinarmu dihatiku
melingkupi seruanku
menyejukkan harapanku
ada kamu, bersamaku
meniti buih
menjangkau sepi
menepis janji
berikrar seiya sekata
segenap seraga
semua sejiwa
ada putri, indah dimataku
bagaikan angel merona warna
lukis aku
sergapku serpihku
lenyap diketiadaan-ketiadaan silam
aku
luapkan maafmu
hampiri setiap peluhku
sesakkan kepenatanku
ganti rupaku
punahkan kebinasaanku
kembali terangi aku
diperaduan sepiku
hingga hancurlah keangkuhanku ....
For: Faradillah Sacredly Agnezious
Dalam Memory: Retaknya Blokirku.
2013
Karya; Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Sunday, June 16, 2013
Petatah Petitih
Kul-kuli-ah
Memory: Sat in Silence — in Magelang.
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Saturday, June 15, 2013
Berapa Kali
hitunglah semaumu!
sepanjang jalan yang kau minta!
sehitam rambut kelam
seraut wajah layu
sekeping rindu tertahan
sekejap detak mata terbelalak
semurni intan pertama
seindah putri angelina
segelas cawan peraduan
sebilah pedang kehampaan
sebutir asa hayal
sehina hamba tercampakkan
seteguk bualan
sehelai surat kekhilafan
seuntai doa pengharapan
sedingin salju keheningan
sebeku hatiku
serindu-rindu
sesyahdu-syahdu
seiba pintaku
sedalam lautku
sekelam jiwa lepas
semuram wajah
sebening mata hatimu
demi!
sepanjang jalan yang kau minta!
hitunglah semaumu!
kelakarangantinggalkanku
puh!
Tonight: dalam harap2 cemas.
Karya: Herman Nz
sepanjang jalan yang kau minta!
sehitam rambut kelam
seraut wajah layu
sekeping rindu tertahan
sekejap detak mata terbelalak
semurni intan pertama
seindah putri angelina
segelas cawan peraduan
sebilah pedang kehampaan
sebutir asa hayal
sehina hamba tercampakkan
seteguk bualan
sehelai surat kekhilafan
seuntai doa pengharapan
sedingin salju keheningan
sebeku hatiku
serindu-rindu
sesyahdu-syahdu
seiba pintaku
sedalam lautku
sekelam jiwa lepas
semuram wajah
sebening mata hatimu
demi!
sepanjang jalan yang kau minta!
hitunglah semaumu!
kelakarangantinggalkanku
puh!
Tonight: dalam harap2 cemas.
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Seseorang
berlabuh ke dermaga
berkabut lautanku, aku terhenti
rasaku tak lagi ada
aku terhenyak
menggapai permata, didasar samudra
hanya tuk menikmati
indahnya putri betik mentari.
kuputar haluan, hentak!
patah
berlabuh aku
berlabuh kini,
aku disini
di hitamnya rambutmu
arungi ombak, yang tak mungkin reda
tersingkap aku diantara remah-remah, kosong
gertak aku dengan batu karang
penuhi telingaku, dengan tawamu
saat badai usai sudah
ingin kusunting sekuntum rindu
berlayar tanpa awak
berlabuh tak berujung
bersandar tak berdermaga
dan,
biarkan aku, gantungi engkau
dengan riaknya
dengan tenangnya
dengannya ku tenggelam
denganmu
asaku bersayap
lintasi setiap pematang
jejaki kebimbangan
singkap tabir-tabir angan
tuk untai satu kata
"Betapa aku menyayangimu"
Tonight: Between East Java and North Lampung
Karya: Herman Nz
berkabut lautanku, aku terhenti
rasaku tak lagi ada
aku terhenyak
menggapai permata, didasar samudra
hanya tuk menikmati
indahnya putri betik mentari.
kuputar haluan, hentak!
patah
berlabuh aku
berlabuh kini,
aku disini
di hitamnya rambutmu
arungi ombak, yang tak mungkin reda
tersingkap aku diantara remah-remah, kosong
gertak aku dengan batu karang
penuhi telingaku, dengan tawamu
saat badai usai sudah
ingin kusunting sekuntum rindu
berlayar tanpa awak
berlabuh tak berujung
bersandar tak berdermaga
dan,
biarkan aku, gantungi engkau
dengan riaknya
dengan tenangnya
dengannya ku tenggelam
denganmu
asaku bersayap
lintasi setiap pematang
jejaki kebimbangan
singkap tabir-tabir angan
tuk untai satu kata
"Betapa aku menyayangimu"
Tonight: Between East Java and North Lampung
Karya: Herman Nz
Friday, June 14, 2013
Love Shutdown
"Love shutdown
As I pull it down
rising up the sky
stand cool enough and found
Under the OAK tree
So calm but warm
dies in memories
sweeping the river
like I was telling you at that time
killing me softly like the song
waiting for you ..."
Thursday, June 13, 2013
Serunai Putih
belum lahir
sudahlah dengar tangisanmu!
kubangan demi kubangan
rangkakmu tak goyahkan ibaku!
kutolak engkau dengan manteraku:
bumi luluhbuluhperindu
sum, usum kutunggangganggu
bul, kedibul subur makmur
ting, berdentinggenting runcing
rap, berderaprapatrapaterat
rrrrrraaaappppp!
kutunggang rindu
dalam benihku
jadilah engkau!
jadilah mata
jadilah dada
busungkan dunia
telan bulatbulat
berkelakar kesumat
Karya: Herman Nz
sudahlah dengar tangisanmu!
kubangan demi kubangan
rangkakmu tak goyahkan ibaku!
kutolak engkau dengan manteraku:
bumi luluhbuluhperindu
sum, usum kutunggangganggu
bul, kedibul subur makmur
ting, berdentinggenting runcing
rap, berderaprapatrapaterat
rrrrrraaaappppp!
kutunggang rindu
dalam benihku
jadilah engkau!
jadilah mata
jadilah dada
busungkan dunia
telan bulatbulat
berkelakar kesumat
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Terbitlah Fajarku
malam
berbau kelam, ketam
dendam
redam
gendam, berapi-api
membalut bunyi
terbungkus binti
binti fulan
binti fatimah
binti cinderella
binti rumangsa
kau
kauuu
terbitlah fajarku!
Karya: Herman Nz
berbau kelam, ketam
dendam
redam
gendam, berapi-api
membalut bunyi
terbungkus binti
binti fulan
binti fatimah
binti cinderella
binti rumangsa
kau
kauuu
terbitlah fajarku!
Karya: Herman Nz
Letih
sudah beriburiburiburiburiburiburibu tahun
beribuuuuuuuuuuu ......
ribuuuuuuu ......
ibuuuu ......
bu ......
u.
Karya: Herman Nz
beribuuuuuuuuuuu ......
ribuuuuuuu ......
ibuuuu ......
bu ......
u.
Karya: Herman Nz
Istriku
Sudah kuterima selendangmu
pagi buta, saatku terjaga dari pandanganku
saatku masih berselimut wajahmu
saatku masih ratapi mimpiku
aku kira, kau masih disini ...
masih tersimpan suratmu
berdesak-desakan dengan buku-buku kesayanganku
terselip dalam hayalku
bangunkan aku setiap malamku
biarkan mimpiku iri
semenjak hadirmu
aku kira, kau masih disini ...
masih ku ingat jelas ikrarmu
dalam serak tertahan rindu
saat tersipu malu di sudut bilikku
dan, biarkan untaian rambutmu tepis raguku
hangat, sejukkan bimbangku
tenang, sandarkan aku
tenang ...
aku kira, kau masih disini ...
temani aku saat ambangku terbuka
hingga angin dinginkan aku, beku
hingga petir, perihkan kulitku
hingga pasir, sisakan harapanku
hingga debu, butakan mataku
hingga mimpi, sepikan rintihanku
hingga letih, kugapai jemarimu
hingga permata hatiku lingkari aku,
dengan lengan mungilnya
dengan sedu-sedannya
dengan sedu-sedanku.
Istriku,
bilakah kau disini
rinduku sudah tak tertahan lagi.
Only for : My Queen.
Karya: Herman Nz
pagi buta, saatku terjaga dari pandanganku
saatku masih berselimut wajahmu
saatku masih ratapi mimpiku
aku kira, kau masih disini ...
masih tersimpan suratmu
berdesak-desakan dengan buku-buku kesayanganku
terselip dalam hayalku
bangunkan aku setiap malamku
biarkan mimpiku iri
semenjak hadirmu
aku kira, kau masih disini ...
masih ku ingat jelas ikrarmu
dalam serak tertahan rindu
saat tersipu malu di sudut bilikku
dan, biarkan untaian rambutmu tepis raguku
hangat, sejukkan bimbangku
tenang, sandarkan aku
tenang ...
aku kira, kau masih disini ...
temani aku saat ambangku terbuka
hingga angin dinginkan aku, beku
hingga petir, perihkan kulitku
hingga pasir, sisakan harapanku
hingga debu, butakan mataku
hingga mimpi, sepikan rintihanku
hingga letih, kugapai jemarimu
hingga permata hatiku lingkari aku,
dengan lengan mungilnya
dengan sedu-sedannya
dengan sedu-sedanku.
Istriku,
bilakah kau disini
rinduku sudah tak tertahan lagi.
Only for : My Queen.
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Blokir Saja Aku
kau tanyakan pada ilalang
kau sapa dedaunan
kau rengkuh dayung patahmu
kau membual kesana kemari
persis sapi putih
bertaji dikepala
bertanduk dimuka
kau tanyakan rumput bergoyang
semua tidak ada padaku
kau pinta hembusan angin menyapa lagi
semua tidak ada padaku
kau keluhkan pelipisku
kau tau, semua tidak ada padaku
Blokir saja aku!
Karya dalam FB & Ketidaksengajaan jemariku.
June 2013
Karya: Herman Nz
kau sapa dedaunan
kau rengkuh dayung patahmu
kau membual kesana kemari
persis sapi putih
bertaji dikepala
bertanduk dimuka
kau tanyakan rumput bergoyang
semua tidak ada padaku
kau pinta hembusan angin menyapa lagi
semua tidak ada padaku
kau keluhkan pelipisku
kau tau, semua tidak ada padaku
Blokir saja aku!
Karya dalam FB & Ketidaksengajaan jemariku.
June 2013
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Penyakit Hati
berbagi batu-batuan
dibelakang karang, kukarungi pasirmu
bersenda dalam gurauan
tepiskan ratapan ngilu, membumbung tinggi
membakar sekar pelangi, hinggapi kecapaianku
warnai aku,
sepuh kebiru-biruan
walau pucat jua angkuhmu
bukan belati yang membelah dada
bukan pula seperiuk beras jejali leherku yang jenjang
bukan tuk sembunyikan curi-ku dari curi-mu
bukan, tak!, bukan aku ...
tapi kamu!
suapi lidah julurku
melintang pukang, kejang
tiduri pasrahmu
dadaku retak karenanya
terjerembab dalam jamban malu
berdentum dalam nyanyian-nyanyian sepiku
kau karungi aku diam-diam
sunyikan aku pelan-pelan
ikatku erat redam-redam
agar tiada lagi payahku
meminta iba dari payahmu
Bukan kelakar yang hadir
terbang lesat bak kelelawar malam
terobos ruang waktuku
hanya tuk hisapi api unggun, sajianmu
hanya tuk banjiri aku, peluhmu
tuk sekedar lupakan, sekejabmu
aku tidur membuai kulitmu
membuai ringkih tulangmu
membuai-belai rambut putihmu
masih berbekas, bernoda, disitu
dalam anggukan widuri malam
menyemut hitam, memperkelam terangku
kudapati aku
jauh membentangmu
dalam pisah yang tak terbendungkan
Karya: Herman Nz
dibelakang karang, kukarungi pasirmu
bersenda dalam gurauan
tepiskan ratapan ngilu, membumbung tinggi
membakar sekar pelangi, hinggapi kecapaianku
warnai aku,
sepuh kebiru-biruan
walau pucat jua angkuhmu
bukan belati yang membelah dada
bukan pula seperiuk beras jejali leherku yang jenjang
bukan tuk sembunyikan curi-ku dari curi-mu
bukan, tak!, bukan aku ...
tapi kamu!
suapi lidah julurku
melintang pukang, kejang
tiduri pasrahmu
dadaku retak karenanya
terjerembab dalam jamban malu
berdentum dalam nyanyian-nyanyian sepiku
kau karungi aku diam-diam
sunyikan aku pelan-pelan
ikatku erat redam-redam
agar tiada lagi payahku
meminta iba dari payahmu
Bukan kelakar yang hadir
terbang lesat bak kelelawar malam
terobos ruang waktuku
hanya tuk hisapi api unggun, sajianmu
hanya tuk banjiri aku, peluhmu
tuk sekedar lupakan, sekejabmu
aku tidur membuai kulitmu
membuai ringkih tulangmu
membuai-belai rambut putihmu
masih berbekas, bernoda, disitu
dalam anggukan widuri malam
menyemut hitam, memperkelam terangku
kudapati aku
jauh membentangmu
dalam pisah yang tak terbendungkan
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Wednesday, June 5, 2013
Huh!
Huh!
keluhku, ah!.
Tiap kali,
Dalam nafas panjang
kutegakkan tubuhku
aku bisa denger suara tulangku
Karya: Herman Nz
keluhku, ah!.
Tiap kali,
Dalam nafas panjang
kutegakkan tubuhku
aku bisa denger suara tulangku
Karya: Herman Nz
The lost poetical poetry, written originally by Herman Nz contains idealism, realism, ideas, unstable the way to write everything into simple poetry but represent what he deals with, how he looks at the past, present and future phenomena and why he should express all on the lost poetical poetry
Monday, June 3, 2013
Kejujuranku
masih ada sisa tulangku?
meringkuk patah menelan masa
pucat, retak dan rentah
berlumut belatung
bercadar karang kerontang
petik reruntuhan
gapai perumpamaan demi perumpamaan
masih ada bekal janjiku?
kau pungut satu-per-satu
cabik demi cabik
geliat demi geliat
gunting lidahku hingga kelu
kucuri aku dengan rambutmu
hitam
hit-am
aku naik pitam
masih ada terang jalanku?
berkelok-kelok bertubi-tubi
tekan hingga ke ulu hati
berakar tak berserabut, cabut aku
masih ada pulang bagiku?
riuh rendah jatuh mataku
merayapi satu-per-satu rambutmu
yang kian menghitam
hitam
hit-am
aku menghitam.
pekatkan ruang hatimu
yang membias indah dimataku.
Karya: Herman Nz
meringkuk patah menelan masa
pucat, retak dan rentah
berlumut belatung
bercadar karang kerontang
petik reruntuhan
gapai perumpamaan demi perumpamaan
masih ada bekal janjiku?
kau pungut satu-per-satu
cabik demi cabik
geliat demi geliat
gunting lidahku hingga kelu
kucuri aku dengan rambutmu
hitam
hit-am
aku naik pitam
masih ada terang jalanku?
berkelok-kelok bertubi-tubi
tekan hingga ke ulu hati
berakar tak berserabut, cabut aku
masih ada pulang bagiku?
riuh rendah jatuh mataku
merayapi satu-per-satu rambutmu
yang kian menghitam
hitam
hit-am
aku menghitam.
pekatkan ruang hatimu
yang membias indah dimataku.
Karya: Herman Nz
Sunday, June 2, 2013
Apa yang Mereka Sembunyikan
Pertanda sesayup rindu
melenting dalam angan kosongku
gemetar tubuhku
sergap bak prajurit kaku
berebut serpihan mata
melingkar-lingkar terduduk
malu menyayat lintah hitam
perempuan mandi kubang
sesak menyeruak
letupkan api meletup-letup
syairkan bunga api
segigil biru merengkuhku
menggumam reranting
menguak dedaunan
menetesi seutas rambutku
putih berlapis putih
intan berlapis putih
kuning berlapis putih
putih
putih
keputihan ...
runtuhku reruntuhannya
selaput mata terkoyak legam
sesaat mendesak daun pintu
hentakkan kegelianku
merekam mata tak jua jaga
merentah karam dalam buaian
goda sendaku dalam senduku
sendumu
sendumu
sedu-sedanmu
panggilkan mentari kepangkuanku!
iringi kepergian dengan buah mengkudu
tebarrrrrr!
lekanggggg!
sembab
basah kuyup
terbata-bata batu bata merah mukaku
pukul pundakku berdenting-denting
ludahi angkuhmu terbanting-banting
rindukan aku tertatih-tatih
sepikan aku merintih-rintih
Ujanmas, Lampung Utara 2 May 2013
"Mereka campakkan aku"
Karya: Herman Nz
melenting dalam angan kosongku
gemetar tubuhku
sergap bak prajurit kaku
berebut serpihan mata
melingkar-lingkar terduduk
malu menyayat lintah hitam
perempuan mandi kubang
sesak menyeruak
letupkan api meletup-letup
syairkan bunga api
segigil biru merengkuhku
menggumam reranting
menguak dedaunan
menetesi seutas rambutku
putih berlapis putih
intan berlapis putih
kuning berlapis putih
putih
putih
keputihan ...
runtuhku reruntuhannya
selaput mata terkoyak legam
sesaat mendesak daun pintu
hentakkan kegelianku
merekam mata tak jua jaga
merentah karam dalam buaian
goda sendaku dalam senduku
sendumu
sendumu
sedu-sedanmu
panggilkan mentari kepangkuanku!
iringi kepergian dengan buah mengkudu
tebarrrrrr!
lekanggggg!
sembab
basah kuyup
terbata-bata batu bata merah mukaku
pukul pundakku berdenting-denting
ludahi angkuhmu terbanting-banting
rindukan aku tertatih-tatih
sepikan aku merintih-rintih
Ujanmas, Lampung Utara 2 May 2013
"Mereka campakkan aku"
Karya: Herman Nz
Subscribe to:
Posts (Atom)
Popular Posts
-
masih ada sisa tulangku? meringkuk patah menelan masa pucat, retak dan rentah berlumut belatung bercadar karang kerontang petik reruntu...